Berita
Oleh Syamsul Bachtiar pada hari Kamis, 18 Agu 2016 - 18:53:40 WIB
Bagikan Berita ini :

Terkesan Sindir Jokowi, Muhammad Syafii Klaim Doanya Diapresiasi Publik

76Muhammad-Syafii.jpg
Muhammad Syafii (Sumber foto : Istimewa)

Terkesan Sindir Jokowi, Muhammad Syafii Klaim Doanya Diapresiasi Publik

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra Romo Muhammad Syafi'i mengaku terkejut atas apresiasi masyarakat soal doa yang ia sampaikan.

Pada sidang paripurna masa pembukaan masa sidang ke I DPD RI dan DPR RI yang dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan jajaran kabinetnya, Syafii menyampaikan doa sebagai penutup.

"Saya terkejut saat diceritakan kawan-kawan bahwa doa yang saya panjatkan kemarin itu banyak mendapat apresiasi dari masyarakat luas," ungkap Romo saat dihubungi TeropongSenayan di Jakarta, Kamis (18/08/2016).

Lebih mengejutkan, lanjut dia, apresiasi masyarakat di media sosial sangat tinggi.

"Di media sosial seperti youtube dan lain-lain saya diberitahu sampai tiga juta orang yang melike tayangan doa saya. Padahal, saya tidak pernah berharap apapun karena doa yang saya panjatkan tulus dari dalam hati nurani saya dan tak ada maksud apapun," terang dia.

Lebih lanjut Romo mengungkapkan bahwasannya pasca pembacaan doa tersebut, alat komunikasi yang ia pegang banjir dengan apresiasi pujian.

"Tiap hari banyak sms masuk ke handphone saya dari masyarakat seluruh Indonesia yang mengatakan bahwa doa saya mewakili apa yang mereka rasakan selama ini. Bahkan, saya sampai tiga kali ngecharge HP saya dalam sehari karena saking banyaknya sms yang masuk sekedar memberikan apresiasi positif pada saya dan itupun tidak semua sms saya cek satu-satu karena saking banyaknya," ungkap Romo yang juga anggota Komisi III DPR RI ini.

Berikut petikan doa yang diucapkan Muhammad Syafii.

"Jauhkan kami dari pemimpin yang khianat yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong, dan kekuasaan yang bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat," kata Syafi'i dalam doanya di Sidang Paripurna MPR/DPR 2016 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (16/8).

Ia mengatakan, saat ini banyak rakyat yang digusur oleh arogansi aparat negara. Rakyat kehilangan tempat tinggal dan pekerjaan sehingga menjadi sengsara. Syafi'i menyebut aparat negara saat ini seakan-akan bersemangat menakuti rakyatnya.

"Hari ini di Kota Medan di Sumatra Utara, 5.000 KK di Indonesia sengsara dengan perlakuan aparat negara. Allah, lindungilah rakyat ini, mereka banyak tidak tahu apa-apa," kata Syafi'i dalam doanya.

Syafi'i pun berdoa agar para pemimpin negara bertaubat kepada Allah. Jika tidak, ia berharap agar para pemimpin di negara ini diganti dengan pemimpin yang lebih baik.

"Ya Allah, kalau ada mereka yang ingin bertaubat, terimalah taubat mereka, ya Allah. Tapi kalau mereka tidak bertaubat dengan kesalahan yang dia perbuat, gantikan dia dengan pemimpin yang lebih baik di negeri ini, ya Allah," kata Syafi'i.

Menurut dia, pemimpin di negara ini sedang kehilangan kekuatannya untuk mencegah bangsa ini dikuasai negara lain. Sebab, dalam kenyataannya, masyarakat Indonesia justru menjadi kuli di negerinya sendiri. Kekayaan alam yang dimiliki pun telah dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asing.

Ia menyebut kondisi bangsa Indonesia saat ini seperti kehilangan jati diri bangsa yang ramah, santun, dan saling percaya. "Tapi hari ini sepertinya kami kehilangan kekuatan untuk menyetop itu bisa terjadi. Lihatlah, Allah, bumi kami yang kaya dikelola oleh bangsa lain dan kulinya adalah bangsa kami," ungkap dia dalam doa yang dibawakannya.

Selain itu, tingkat kejahatan saat ini dinilainya cukup tinggi. Hal ini dilihat dari kapasitas penjara yang selalu penuh. Sayangnya, menurut Syafi'i, tak ada upaya dari pemerintah untuk mengurangi tingkat kejahatan yang semakin meningkat ini dengan kebijakan-kebijakannya.

"Wahai Allah, memang semua penjara overcapacity, tapi kami tidak melihat ada upaya untuk mengurangi kejahatan karena kejahatan seperti diorganisir, ya Allah. Kami tahu pesan dari sahabat Nabi Nuh bahwa kejahatan-kejahatan ini bisa hebat bukan karena penjahat yang hebat, tapi karena orang-orang baik belum bersatu atau belum mempunyai kesempatan di negeri ini untuk membuat kebijakan-kebijakan yang baik yang bisa menekan kejahatan-kejahatan itu," kata Syafi'i.(yn)

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement