Berita
Oleh Mandra Pradipta pada hari Senin, 29 Agu 2016 - 12:33:14 WIB
Bagikan Berita ini :

Teror Bom Medan, Kaukus Pancasila Kritik Program Deradikalisasi

47bom-ilustrasi.jpg
Ilustrasi (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Kaukus Pancasila mengutuk keras aksi keji percobaan pembunuhan dan teror bom di Gereja Katolik Santo Yoseph, Medan, Sumatera Barat.

Aksi tersebut menunjukan kegagalan Pemerintah dalam memberantas siar kebencian, serta lemahnya program deradikalisasi yang selama ini dilakukan.

"Peristiwa ini bagian dari perang proksi. Pasalnya, pelaku yang belum genap berusia 18 tahun, telah dimanipulasi sedemikian rupa, sehingga berani melakukan aksi yang sulit diterima akal sehat," kata anggota Kaukus Pancasila dari Fraksi PDIP Eva Kusuma Sundari di Jakarta, Senin (29/8/2016).

Anggota Komisi XI DPR ini menegaskan, kepolisian harus mampu mengungkap otak dibalik peristiwa ini. Jangan biarkan anak-anak Indonesia terus menjadi korban manipulasi pihak tertentu yang mengambil keuntungan dalam perang proksi.

Kaukus Pancasila juga mengkritisi program deradikalisasi yang dinilai gagal dalam menghapuskan aksi teror yang sampai saat ini terus terjadi.

Program deradikalisasi pada faktanya tidak menjangkau meluasnya siar kebencian di tengah-tengah masyarakat.

"Siar kebencian yang meluas akan mendorong berbagai aksi teror dengan sasaran secara acak, baik dilakukan oleh individu maupun kelompok," ucapnya.

Oleh karena itu, Kaukus Pancasila menuntut agar program deradikalisasi dapat pula diorientasikan dalam melawan siar kebencian.

Senada, anggota Kaukus Pancasila lainnya, Maman Imanulhaq dari Fraksi PKB, menegaskan BNPT dan Kepolisian harus menjelaskan kepada masyarakat atas sikap lengah aparatnya.

Maman prihatin atas kinerja intelijen yang tidak mampu mendeteksi sebelum aksi tersebut terjadi.

Anggota Komisi VIII DPR ini juga prihatin atas kinerja Kementerian Agama yang dinilainya tidak berhasil membangun budaya toleransi di masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda.

"Peristiwa ini merupakan bukti nyata bahwa intoleransi dan radikalisme telah merasuk ke generasi muda bangsa. Ini sangat berbahaya," tegasnya.

Teror dengan membawa bom terjadi di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jalan Dr Mansur Nomor 75 Medan, Minggu (28/8/2016).

Teror bom bunuh diri tersebut menyebabkan pengkotbah di gereja itu, yakni Pastor Albret S Pandingan mengalami luka ringan di bagian lengan kiri.(yn)

tag: #bom-sarinah  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Berita Lainnya
Berita

MKD Gelar Sidang Terbuka di Kasus Uya Kuya Cs, DPR Tunjukkan Sebagai Lembaga yang Tak Anti-Kritik

Oleh Sahlan Ake
pada hari Senin, 03 Nov 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Langkah Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI yang menggelar sidang awal terkait pelanggaran etik lima anggota DPR yang dinonaktifkan partainya buntut kasus "joget DPR" ...
Berita

Banyak Warga RI Berobat ke Luar Negeri, Komisi IX DPR Dorong Peningkatan Layanan Kesehatan Nasional

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Yahya Zaini berpandangan pemerintah perlu meningkatkan kualitas layanan kesehatan nasional dan menjamin perlindungan hak pasien. Hal ini ...