JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Sejak dari reformasi 1998 hingga sekarang, kompleks parlemen paling rajin di demo oleh mahasiswa dan masyarakat. Akibat demo-demo yang tiada henti itu menyebabkan pintu gerbang DPR yang berada di Jalan Gatot Soebroto berkali-kali rusak.
Setiap kali ada demo, pasti pintu gerbang komplek DPR menjadi sasaran empuk perusakan para pendemo. Padahal kompleks parlemen tergolong objek vital yang juga properti milik negara. Aksi demo yang cukup parah terjadi pada 30 April 2012, saat itu mahasiswa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Demo itu diwarnai adegan penjebolan pagar dan pintu gerbang kompleks wakil rakyat.
Bagian pagar yang menganga sempat ditutup sementara dengan seng. Pagar sebelah kanan rusak cukup parah sepanjang 42 meter. Dari penenelitian saat itu ada sekitar 18 item pengerjaan perapihan, pondasi, kolom dan pemasangan pagar. Yang jelas, pada 2012 lalu pagar dan gerbang DPR diperbaiki dengan biaya cukup besar guna menahan serangan pendemo.
Pondasinya dari beton dan konstruksi bangunan diperkokoh. Pagar itu membentang sepanjang 287,45 meter dengan tinggi 2,9 meter, yang berbatasan langsung dengan Taman Ria Senayan. Pondasi yang digunakan bernama strous pile, yang ditanam dengan kedalaman 3 meter. Adapun besi yang digunakan memiliki diameter 25 milimeter.
Dana yang dipakai untuk pembangunan ini mencapai Rp1 miliar. Harganya dianggap standar, karena untuk di Jakarta pada umumnya, harga bangunan setara per meter perseginya sekitar Rp 3,5 juta saat itu. Meski pembangunan pagar DPR itu sempat kontroversial di masyarakat. Namun tetap saja pembangunan pagar itu berjalan mulus. (ec)