JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Roboh jembatan penyebrangan orang (JPO) di Pasar Minggu jadi perhatian serius Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ia mengungkapkan bahwa ada mafia iklan yang ingin menguasai JPO di Jakarta.
Ahok sebelumnya menduga bahwa robohnya JPO di Pasar Minggu, Jaksel diakibatkan adanya papan iklan yang menempel di jembatan tersebut.
"Ini kan kaya ada mafia iklan yang ingin menguasai JPO," kata Ahok di Balai Kota, Senin (26/9).
Ahok menduga mafia iklan merupakan perusahaan public relation yang sudah lama melakukan kontrak dengan Pemprov DKI Jakarta.
"Saya kira PR-PR lama ini yang kami selesaikan. Kita sudah minta sekarang audit," tegasnya.
Ahok mengaku ada pihak swasta yang menawarkan diri untuk merapikan JPO, namun ia tolak. Sebab Ahok sudah menduga adanya permainan antara pihak swasta dengan perusahaan PR dalam pengelolaan JPO.
Ke depannya, Ahok lebih memilih menggunakan uang dari kontribusi pengembang untuk membongkar JPO. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, Ahok masih harus menunggu kontrak dengan swasta selesai.
"Beberapa swasta ngajuin gimana kalau kita rapiin kita pasang iklan, saya tolak. Saya gunakan kontribusi dari pengembang. Ini butuh waktu," jelas Ahok.
Ahok menjelaskan Pemprov DKI Jakarta sebenarnya sudah melakukan lelang untuk penghapusan aset menggunakan duit APBD. Namun, lelang gagal karena Ahok menduga ada mark-up dalam anggaran tersebut. Ahok pun memutuskan untuk menunda proses lelang.
"Kenapa enggak bisa lelang cepat karena dulu saya kira ada sedikit mark-up," ungkap Ahok.(yn)