Opini
Oleh Gde Siriana (Institut Kepemimpinan Soekarno) pada hari Kamis, 17 Nov 2016 - 17:07:46 WIB
Bagikan Berita ini :

Secara Politik Jokowi Sudah Jatuh

34IMG_20161117_170406.jpg
Jokowi dan Prabowo (Sumber foto : Istimewa)

Mengamati proses politik dan hukum dalam kasus penistaan agama oleh Ahok sehingga ditetapkan Polri menjadi tersangka, dengan analisa akademis dapat dikatakan bahwa Jokowi secara politik sudah jatuh. Jokowi sepertinya kehilangan aliansi-aliansi strategisnya yang awalnya terlihat sebagai kekuatan politik yang real.

Beberapa poin yang menguatkan situasi itu adalah :

1. Menunjukkan di manakah sumber daya finansial para taipan berada, apakah di Jokowi atau Ahok.

Ketika Ahok lolos dalam kasus lahan RSSW dan reklamasi, ini adalah bukti bahwa uang ada di belakang Ahok bukan Jokowi.

Ketika ahok menjadi tersangka artinya Jokowi sudah kehilangan kemampuan politiknya untuk melindungi Ahok.

2. Ketika Jokowi safari ke Prabowo dan ormas-ormas Islam mainstream, ini adalah bukti bahwa Jokowi curiga ada individu atau aktor parpol-parpol pendukung juga
punya kepentingan dengan aksi massa 411. Barangkali ini erat kaitannya dengan agenda 2019.

3. Ketika Jokowi melakukan safari ke TNI, menunjukkan bahwa Jokowi memerlukan perlindungan politik dan bahkan fisik. Menurut kebiasaan, korps pasukan khusus mengundang presiden datang untuk menerima penghargaan baret kehormatan atau wings. Tanpa itu menunjukkan bahwa kedatangan Jokowi lebih pada kepentingan Jokowi, bukan kepentingan korps. Era TNI dipimpin Moeldoko, Jokowi pernah menerima baret kehormatan, tapi itu baret hitam yang bukan baret tempur. Jadi ini hanya kesia-siaan karena presiden tidak punya komando langsung ke korps pasukan khusus atau elit.

4. Panglima TNI beberapa kali menegaskan akan berpihak kepada rakyat, dan PPAD juga menegaskan menghendaki kembali ke UUD 45 asli.

Saat ini dialektika yang berkembang dari safari Jokowi ini patut dicurigai sebagai mencari bentuk penyelasaian seperti apa atas krisis politik ini yang akan menentukan keberlangsungan rejim Jokowi ini.

Jadi situasi saat ini sesungguhnya adalah rakyat ada di gerbang perubahan. Rakyat punya hak untuk menyelamatkan negara. Rakyat harus segera bertindak mengatasi krisis negara yang potensial menghancurkan NKRI. Semakin lambat maka ongkos politik dan sosial untuk menyelamatkan NKRI sangat besar dan meninggalkan kerusakan yang parah.(*)

Disampaikan dalam diskusi publik "Pasca Ahok Tersangka dan Memaknai Safari Politik Jokowi" di Rumah Amanah Rakyat 17 November 2016.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #jokowi  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

KOPERASI MERAH PUTIH ITU PRABOWONOMIC

Oleh Yudhie Haryono | CEO Nusantara Centre
pada hari Senin, 16 Jun 2025
Kalian tahu cara memenangkan perang ekonomi dan pertempuran dagang? Adalah dengan "menyehatkan agensi dan lembaga-lembaga ekonomi pancasila" agar kuat dan jenius. Inilah agensi dan lembaga ...
Opini

IMAIBANA Gelar Dialog Publik Menatap Masa Depan Danau Toba, Soroti Antara Potensi Besar dan Tantangan Strategis

Jakarta, 13 Juni 2025 – Destinasi Pariwisata Danau Toba memiliki latar historis yang menakjubkan sebagai danau vulkanik terbesar di dunia dan danau secara umum terbesar di Asia Tenggara. Dengan ...