Profil
Oleh Mandra Pradipta pada hari Rabu, 08 Mar 2017 - 07:36:32 WIB
Bagikan Berita ini :

"Saya tak Bisa Berdamai Kepada Orang yang Bertentangan dengan NKRI"

73romo.jpg
Muhammad Syafi (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Muhammad Syafi'i atau biasa disapa Romo merupakan anggota Komisi III DPR dari Fraksi Gerindra yang belakangan ini tengah menjadi sorotan banyak pihak, lantaran pernyataannya yang tegas dan lugas.

Pria kelahiran Medan tahun 1959 ini tak segan-segan melontarkan kritik pedas kepada siapa saja yang dianggap melenceng dari nilai Pancasila, UUD 45, dan NKRI.

Tak terkecuali kepada Presiden Joko Widodo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Menkum HAM Yasonna H Laoly yang merupakan mitra kerja dari Komisi III DPR.

"Sebenarnya saya ga pernah berkeinginan frontal, dan tidak pernah berpikir harus nekat atau berani. Standar yang kita pakai memasuki DPR kan menegakan UUD 45, Undang-Undang, serta peraturan yang berlaku yaitu Pancasila dalam bingkai NKRI," kata Syafi'i anggota DPR yang berasal dari Sumatera Utara I kepada TeropongSenayan di Jakarta, Rabu (8/3/2017).

Kakek dari 16 orang cucu ini menegaskan, dirinya tidak bisa berdamai dengan siapapun bila sudah bertentangan dengan NKRI.

Sebab, Romo yang telah menjadi seorang ustad sejak tahun 1978 ini tidak mau melanggar sumpahnya sebagai anggota DPR untuk tidak kritis kepada siapapun termasuk pemerintah.

"Saya tidak bisa berdamai kepada orang yang bertentangan dengan NKRI, dan tidak memilah-milah rakyat. Saya tetap fokus kedepankan fungsi pengawasan, sesuai makna sumpah saya," ujar guru Wado-ryu Karate-Do Indonesia (Wadokai) DAN-5.

Yang terbaru, Romo beberapa kali memberikan catatan kritis kepada Polri yang hingga sekarang belum menahan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) karena diduga melakukan penodaan agama soal Surat Al Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu.

"Anggota DPR itu memang wajib frontal selama di garis Pancasila. Seperti yang dilakukan Ahok, kita ini kan mengingatkan kepada Polri dan pemerintah kalau kasus penodaan agama sebelumnya, pelaku langsung ditahan. Ini kok tidak, nah itu persoalannya," jelasnya.

Di sisi lain, bapak yang memiliki tujuh anak kandung dan enam anak angkat ini memang selalu memikirkan para konstituennya di dapil Sumatera Utara I yang meliputi Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, dan Kota Tebing Tinggi.

Maka itu, pria yang menyukai buah pepaya ini mengaku setiap hari Jumat, Sabtu, dan Minggu selalu pulang ke dapil untuk mendengar keluh kesah para masyarakat disana.

Dimana, Romo sendiri telah membuat tempat aspirasi yang dinamakan 'Romo Center' untuk melayani masyarakat dapil Sumatera Utara I.

Seiring jalannya waktu, ungkap dia, 'Romo Center' sendiri kini tidak hanya melayani aspirasi dan keluh kesah dapil Sumatera Utara I saja, melainkan sudah melayani seluruh masyarakat kabupaten seluruh Sumatera Utara.

"Dua tahun ini saja 'Romo Center' telah membantu persoalan masyarakat Sumut I, Sumut II dan Sumut III sebanyak 1500 persoalan. Baik itu pribadi, keluarga, perusahaan, pemerintahan Provinsi dan Kota, serta Kapolda, dan Kajati Medan," ungkap pria yang doyan dengan pedas.

Romo yang menyukai camilan talas dan ubi ini mengaku mempekerjakan tujuh staf ahli dan 41 staf dilapangan untuk menyerap aspirasi masyarakat, yang nantinya akan disampaikan langsung ke Gubernur, Kapolda, dan Wali Kota

"Kami tidak mau dibayar atau ucapan terima kasih, Romo Center bekerja ikhlas. Kita juga sedang bergerak dengan membangun Posko Romo Center yang tersebar di wilayah Sumatera Utara dengan 10 ribu relawan dan 5 ribu orang yang khusus menyerap aspirasi," papar Romo yang mengaku tidak suka makanan berbau amis.

Pria penyuka lagu sentimental seperti Broery Marantika dan Bimbo ini mengaku kalau dirinya lebih lelah saat di daerah pemilihan ketimbang di DPR. Ini mengingat, dalam satu hari, Romo bisa mendatangi enam kegiatan dengan daerah yang berbeda.

Ia pun tak sungkan-sungkan mengungkapkan, untuk ke daerah-daerah tersebut dirinya menaiki mobil Mitsubishi Pajero yang dibeli secara kredit dan belum lunas.

"Saya itu satu hari enam kegiatan. Bahkan untuk dapil saya, saya nombok 20,5 juta karena tidak adanya dana aspirasi. Tapi saya ikhlas, demi kemajuan dan kepentingan masyarakat dapil," terang magister hukum Universitas Sumatera Utara Medan.

Meski mengaku lelah saat di dapil, Romo yang menyukai klub bola Chelsea dan Real Madrid punya obat manjur untuk mengembalikan semangatnya, yaitu dengan bermain bersama keluarga, menantu, dan cucunya.

"Kadang saya senang juga bertemu bersama komunitas yang ada disana, untuk bertukar pikiran dan menambah semangat saya," pungkas mantan guru sejarah yang sudah mengajar selama 12 tahun ini. (icl)

tag: #partai-gerindra  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Profil Lainnya
Profil

Nata Irawan, Anak Pasar yang Pernah Jadi Pj. Gubernur

Oleh Aris Eko
pada hari Jumat, 15 Sep 2023
TEROPONG SENAYAN-- Lahir dari orang tua asal pelosok desa di Lampung dan lekat dengan kehidupan keras di pasar di Jakarta bukan menjadi halangan bagi remaja Nata Irawan meniti karir dan kehidupan. ...
Profil

Forum FIP-JIP dan Peta Jalan Pendidikan 318

Pada 9-11 November 2021, Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan Forum Fakultas Ilmu Pendidikan dan Jurusan Ilmu Pendidikan (FIP-JIP) dari seluruh Lembaga Pendidikan ...