JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menanggapi sindiran soal mobil Esemka dari Solo, Jawa Tengah untuk menjadi mobil kepresidenan.
"Kalau Esemka, kamu saja yang naik. Jangan kita suruh Presiden naik," katanya diselingi tawa saat menjawab pertanyaan wartawan dalam acara Coffee Morning di Jakarta, Jumat (24/3/2017).
Menurut Luhut, pihak yang mengusulkan penggunaan Esemka untuk jadi mobil kepresidenan harus memikirkan banyak hal. Pasalnya, ia menilai kualitas mobil yang mengangkat nama Jokowi saat menjabat Wali Kota Solo itu masih belum memenuhi spesifikasi mobil kepresidenan.
Mantan Menko Polhukam itu menuturkan, ada standar spesifikasi yang harus dipenuhi kendaraan untuk menjadi mobil kepresidenan.
Standar tersebut bahkan berlaku universal di beberapa negara karena intinya harus bisa mengamankan kepala negara dari bahaya di titik tertentu.
"Mungkin 20 tahun lagi Esemka sudah bagus, sudah bisa bikin bulletproof (antipeluru), kenapa tidak? Bisa saja. Tapi sekarang saya rasa belum," katanya.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan Presiden Jokowi lebih baik menggunakan mobil Esemka yang dahulu pernah dipopulerkan saat masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Ia menilai mobil kepresidenan tidak seharusnya mogok, apalagi hingga empat kali.
Mobil kepresidenan Jokowi juga punya masalah dengan mobil Mercedes-Benz S600 yang menjadi mobil kepresidenan. Mobil pabrikan Jerman itu ternyata sempat mogok di jalan, beberapa kali.(yn/ant)