JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Lulung Abraham Lunggana, geram dengan manuver petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.
Pasalnya, kata dia, demi berkuasa di DKI Jakarta paslon nomor 2 itu rela mempolotisir beberapa program pemerintah daerah (Pemda).
Bahkan, Ahok dan para pendukungnya begitu gencar menebar ancaman bahwa Kartu Jakarta Sehat (KJS), Kartu Jakarta Pintar, dan Petugas Prasarana Sarana Umum (PPSU) akan dicoret jika warga tak memberi dukungan.
Padahal, Lulung mengingatkan, bahwa program-program tersebut dianggarkan menggunakan uang rakyat melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), bukan uang pribadi Ahok maupun Djarot.
"Itu duitnya ibu-ibu, bukan Pak Ahok. Kita jangan mau diperdaya oleh orang pembohong," ujar Haji Lulung di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu Utara, Kepulauan Seribu, Senin (10/4/2017).
Wakil ketua DPRD DKI ini lantas menerangkan, bahwasanya KJP, KJS, dan PPSU bisa berjalan, karena penganggarannya disetujui dewan. "Pemerintah cuma jalankan dan kelola (anggaran). DPRD itu yang menetapkan (APBD)," tegas dia.
Ketua umum Pemuda Panca Marga (PPM) ini juga mengkritisi dua kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI, PT Food Station Tjipinang Jaya dan PD Dharma Jaya.
Sebab, kedua perusahaan plat merah yang bergerak di sektor pangan tersebut gencar melakukan operasi pasar di sela Pilkada DKI. Sehingga, memberikan citra positif kepada petahana.
Didampingi relawan Anies-Sandi di bawah pimpinan Boy Bernadi Sadikin, Haji Lulung lantas mengungkapkan, DPRD memberikan penyertaan modal pemerintah (PMP) Rp300 miliar kepada Dharma Jaya dan Food Station Rp400 miliar, agar kedua BUMD itu berkembang.
"Tapi, sekarang duitnya bukan dikelola dengan baik. Tapi, disiasati, berdaya ibu supaya senang, 'Paslon nomor 2 hebat'," ungkapnya.
Untuk itu, Haji Lulung meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi isu KJP, KJS, dan PPSU bakal dihapus, bila paslon nomor 3, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, yang memenangi Pilkada DKI.
"Sekarang dipakai isu kalau Ahok kalah, KJP hilang. Bohong!. Itu semua tipu daya, tipu muslihat oleh petahana. Rakyat kita tidak bodoh. Rakyat kita pintar," tegas dia. (icl)