JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) membentuk Tim Pemantau Independen guna memantu pencoblosan pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, 19 April.
Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Mulyadi P. Tamsir
fase perpolitikan yang hanya tinggal tiga hari ini, sudah memasuki situasi yang cukup rawan. Karenanya, dia meminta agar semua pihak mulai dari pemerintah, penyelenggara Pilkada, hingga aparat keamanan bersikap netral dan tidak memihak kepada salah satu Paslon.
"Kami minta kepada pihak-pihak terkait agar menahan diri dan tidak melakukan aksi-aksi curang dan provokatif yang bisa merusak demokrasi," kata Mulyadi saat jumpa pers di Sekretariat PB HMI, jalan sultan Agung, Guntur, Jakarta selatan, Minggu (16/4/2017).
Sebagai upaya antisipasi, lanjut dia, pihaknya juga akan ikut berpartisipasi langsung dalam pesta demokrasi lokal Ibu Kota dengan membentuk Tim Pemantau Independen.
"Melihat situasi yang berkembang, kami (PB HMI) memutuskan untuk menerjunkan tim khusus terdiri dari lima ribu kader untuk mengawal proses pencoblosan di TPS-TPS yang kami anggap cukup rawan," katanya.
Mulyadi menyatakan, berdasarkan Pilgub pertama 15 Februari lalu, setidaknya ada 2.198 TPS yang sangat rawan kecurangan dan berpotensi berujung pada konflik. Karenanya, Mulyadi juga meminta agar kader Hijau Hitam se-DKI Jakarta di bawah koordinasi Badko Jabodetabek-Banten untuk pro aktif demi memastikan jalannya Pilkada DKI berjalan jujur, fair, adil dan demokratis, serta bermartabat.
"Kader kami di lima wilayah di DK Jakarta tak kurang dari 15 ribu, kami minta semua kader HMI turun ke TPS-TPS terdekat. Jika ditemukan ada indikasi pelanggaran segera laporkan ke pihak-pihak berwenang. Kalau perlu ambil langkah-langkah yang diperlukan," tegas Mulyadi.(plt)