JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Aksi bakar lilin digelar sekelompok pendukung Basuki Tjahja Purnama (Ahoker) Senin (1/5/2017) malam tadi mendapat tanggapan dari Sekretaris DPD Gerindra DKI Jakarta, Husni Thamrin.
Dia menganggap aksi itu sebagai rangkaian gagal move on dari kekalahan para pendukung Ahok-Djarot.
Namun, Thamrin juga menyampaikan apresiasi kepada pasukan kotak-kotak. Menurutnya, aksi tersebut menggambarkan bahwa sebagian Ahoker mulai mendekati move on setelah jagoannya, Ahok terjungkal di Pilgub DKI 2017.
"Sadar gak sadar, Ahoker mulai mendekati move on. Ini ditandai dengan nilai rupiah yang di keluarkan menurun drastis. Kalau diawal mereka harus keluar biaya sekitar sejuta untuk karangan bunga, tetapi sekarang (malam tadi) hanya keluar duit untuk beli sebatang lilin," kata Thamrin saat dihubungi, Jakarta, Selasa (2/5/2017).
Thamrin juga berharap, Ahok juga membantu proses move on para Ahoker dengan cara menghentikan atau menolak jika ada yang ingin menina bobokannya lagi.
"Saya kira, saatnya Ahok fokus menyelesaikan tugas-tugas terakhir sebagai Gubernur DKI Jakarta, sebagai jabatan bergengsi di Tanah Air yang sebentar lagi harus ditinggalkannya, setelah dia tumbang di Pilkada DKI 2017," ucap Thamrin.
Diketahui, sejumlah pendukung Ahok berkumpul di depan Balai Kota, Senin (1/5/2017) malam tadi. Mereka melakukan aksi bakar lilin sebagai bentuk protes atas insiden pembakaran karangan bunga untuk Ahok-Djarot oleh massa buruh pada Senin (1/5/2017) siang.
Aksi tersebut berlangsung sejak pukul 18.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Peserta aksi berjalan memutar melintasi Bundaran Patung Kuda dan meletakkan lilin di pinggir jalan sebelum kembali di titik kumpul depan gedung Balai Kota.
Mereka mengaku prihatin atas pembakaran karangan bunga Ahok-Djarot oleh massa aksi buruh.
"Ini bentuk prihatin pembakaran karangan bunga. Kita nggak setuju cara seperti itu. Marilah kita fair saja. Apapun yang kami lakukan, status Pak Ahok tak lagi berubah, nggak ada Pilkada ulang," ujar salah seorang peserta aksi, Rusli di depan Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (1/5/2017) malam.
Menurutnya, aksi dilakukan spontan oleh masyarakat. Dia menepis aksi ini digelar oleh Ahoker dan relawan Ahok-Djarot.
"Bukan relawan, sudah bercampur. Kami spontanitas, hanya info di WA (WhatsApp) saja," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Sejumlah karangan bunga Ahok-Djarot yang berjejer di Jl Medan Merdeka Selatan dibakar massa. Pihak buruh menyebut aksi ini bagian dari 'bersih-bersih'.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, menjelaskan aksi bakar-bakar sekaligus untuk membantu Ahok.
"Itu (bakar kembang) membantu gubernur supaya sampahnya nggak banyak," ujar Said Iqbal di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (1/5/2017) kemarin.
Said menyebut tak ada niatan sedikitpun dari massa buruh untuk melakukan pembakaran. Jika ada yang marah, pasti lah hanya dari pendukung Ahok.
"Kritik itu dari pendukung Ahok karena dia beli bunga dibakar. Nggak ada niat apapun dari buruh," tuturnya.
Menurut dia, insiden tersebut terjadi lantaran situasi di lapangan yang memanas. Situasi memanas akibat polisi yang memblokade massa untuk bergerak ke arah Istana Presiden.
"Itu kan hanya karena suasana panas kemudian polisi memblokade. Padahal buruh aksi itu sudah sesuai UU di mana kita sudah mendapat tanda terima dari Mabes Polri, tapi kan di blokade," jelasnya.
"Akhirnya massa melebar ke mana-mana, Sarinah, Budi Kemuliaan, kantor gubernur. Itu sesuatu yang tidak ada dalam rencana, terjadi begitu saja tanpa maksud apapun. Ya bantuin gubernurlah buang sampah jadi nggak pusing," ucap Said Iqbal. (icl)