Berita
Oleh Syamsul Bachtiar pada hari Senin, 12 Jun 2017 - 14:56:51 WIB
Bagikan Berita ini :

Nikmati Gaji Tinggi, Kemana Sikap Kritis Fadjroel dan Refly?

42fadjroel.jpg
Fadjroel Rachman (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Koordinator Investigasi Centre for Budget Analisys (CBA) Jajang Nurjaman mempertanyakan hilangnya sikap kritis Fadjroel Rachman dan Refly Harun yang begitu nyaring ketika SBY berkuasa.

"Refly Harun dan Fadjroel Rachman sosok yang kritis di masa lalu yang kini hampir tak terdengar lagi suara nyaringnya," sindir Jajang di Jakarta, Senin (12/06/2017).

Hal tersebut patut dimaklumi, sambung dia, karena keduanya saat ini berada di wilayah yang berbeda seperti sebelumnya.

Refly Harun dan Fadjroel Rachman tercatat sebagai salah satu Komisaris Utama di Badan Usaha Milik Negara (BUMN), ungkapnya.

"Refly menjabat sebagai komisaris utama Jasa Marga dan Fadjroel sebagai Komisaris Utama Adhi Karya. Sebagai komisaris utama keduanya sama-sama menikmati gaji tinggi dengan pekerjaan yang relatif santai. Gaji yang tinggi ini didapatkan dari gaji pokok, ditambah tunjangan berupa (uang transport, THR, serta asuransi purna jabatan). Yang paling besar tentunya tantiem atau insentif kinerja yang diperoleh setahun sekali," terang dia.

Meskipun sama-sama menjabat sebagai Komisaris Utama di BUMN, kata Jajang, ada perbedaan pendapatan penghasilan dari keduanya.

"Untuk Fadjroel Rahman sebagai Komisaris Utama Adhi Karya, ia mendapatkan gaji pokok perbulannya sebesar Rp. 54.450.000 gaji pokok Fadjrul ternyata masih kalah besar dibanding yang diterima gaji pokok Refly yakni sebesar Rp. 58.500.000," bebernya.

Sedangkan, tambah dia, untuk tunjangan yang didapat Fadjroel sedikit lebih besar dibanding yang diperoleh Refly.

"Total tunjangan yang diperoleh Fadjroel sebesar Rp.78.952.500 tunjangan ini termasuk (asuransi purna jabatan, uang transport dan THR). Untuk tunjangan Refly hanya mendapatkan sebesar Rp. 70.425.000 berupa uang transport dan THR," ungkapnya.

Namun, lanjut Jajang menjelaskan, yang paling besar tentunya insentif kinerja yang diperoleh setahun sekali dari laba bersih perusahaan.

"Insentif kinerja yang diperoleh Fadjroel selama tahun 2016 sebesar Rp. 126.275.941 namun angka ini tidak ada apa-apanya dibanding insentif kinerja yang diperoleh Refly Harun sebesar Rp.782.262.659," sindir dia.

Diungkapkannya kembali, Total pendapatan Fadjroel sebagai Komisaris Utama Adhi Karya dalam setahun mencapai Rp. 1.128.155.941 sedangkan Refly Harun dalam setahun bisa memperoleh pendapatan dari Jasa Marga sebesar Rp. 1.685.862.659.

"Refly sepertinya lebih beruntung dibanding Fadjroel karena ditempatkan di Perusahaan Jasa Marga. Sedangkan Fadjroel harus bekerja lebih keras lagi sebagai Komisaris Adi Kharya kalau mau insentif kinerja di tahun 2017 tidak kalah besar dari Refly," kata dia.

Kalau boleh menyimpulkan, ujar dia, ada dua kemungkinan soal tak terdengarnya lagi suara kritis kedua tokoh ini.

"Pertama karena keduanya memang benar-benar sedang fokus menjalankan amanah negara sebagai Komisaris Utama di BUMN. Atau sebaliknya beliau-beliau ini sudah terlalu nyaman dengan gaji miliaran sebagai Komisaris BUMN," pungkasnya. (icl)

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement