JAKARTA [TEROPONGSENAYAN] - Program pemberdayaan ekonomi masyarakat, yaitu OK-OCE, dapat dibiayai dengan pola syariah. Hal itu diungkapkan penggagas Program OK-OCE yang juga Wakil Gubernur terpilih DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno.
‘’Kami akan membuat skema pembiayaan syariah di Program OK-OCE yang bisa dikembangkan dalam menumbuhkan kewirausahaa dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jakarta,’’ kata Sandi di sela-sela Seminar ‘Digital Economic Challenge: Tantangan Serta Kesiapan Pemerintah dan Pelaku UKM Menghadapi Era Digital’ di Hotel Aston Rasuna, Jakarta [25/7/2017].
Sandi menambahkan, ‘’Saya rasa dengan adanya OK-OCE Stock Center sebuah awal dari skim syariah yang bisa dimanfaatkan bagi pengembangan ekonomi masyarakat Jakarta.’’ Program OK-OCE adalah upaya mewujudkan One Kecamatan One Center of Entrepreneurship [satu kecamatan satu pusat kewirausahaan].
Sandi menjelaskan, skim pembiayaan syariah dalam OKE OCE memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan di DKI Jakarta. Hal ini tidak lepas dari adanya kebijakan pemerintah DKI Jakarta yang akan mengembangkan program wisata halal dan produk halal.
Sejumlah bank di Jakarta sudah membuka layanan syariah. Termasuk di antaranya, bank milik daerah, Yaitu Bank DKI. ‘’Tentunya dalam Program OK-OCE tersebut butuh skim-skim syariah,’’ kata Sandi.
Itu sebabnya, Sandi pun mengapresiasi terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) nomor 91 tahun 2016 tentang Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS). Hal ini tidak lepas dari sikap pemerintah yang memberikan dukungan secara langsung terhadap pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. ‘’Ini sejalan dengan arah kebijakan Pemerintah Daerah DKI,” tuturnya.
Dalam lima tahun ke depan Sandi meyakini, akan ada 250 ribu entrepeneur [wira usaha]baru, atau rata-rata tumbuh 40 ribu entrepeneur tiap tahun. "Sekarang ini sudah ada 25 ribu pengusaha yang bergabung di OK-OCE di lima wilayah DKI Jakarta. Kita harapkan nantinya program ini akan berada di 44 kecamatan yang ada di Jakarta," papar Sandiaga Uno.
Sementara itu, staf ahli Kemenkop dan UKM Muhammad Taufik mengungkapkan, perkembangan para wira usaha di Indonesia cukup menggembirakan. Gini ratio menurun dari 41 persen menjadi 39 persen. "Ini berarti banyak pelaku UKM yang naik kelas baik dari mikro ke kecil, maupun mikro ke menengah," kata Taufik saat membuka seminar.
Di tempat yang sama Gemma Sasmita, konseptor sistem informasi infokumkm.id Kemenkop dan UKM mengungkapkan, pihaknya sudah merancang program secara online tentang para wirausaha, baik pemula, mikro, kecil, maupun menengah. Para pelaku usaha mikro dan kecil bisa mendapatkan pendampingan secara online.
"Semoga program ini menjadi solusi bagi perkembangan UKM di Indonesia, kita menargetkan akan ada 1.000 pengusaha yang naik kelas dari mikro ke kecil,"tutur anggota Hipmi DKI Jakarta ini.[b]