Berita
Oleh Alfian Risfil pada hari Minggu, 30 Jul 2017 - 13:40:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Ustadz Felix Siauw Sebut Perppu Proses Deislamisasi Indonesia

13622753_620.jpg
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto (Sumber foto : Dok Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Ribuan umat Islam menggelar aksi unjuk rasa menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) No. 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas).

Massa yang berasal dari berbagai daerah dan Ormas memulai unjuk rasa setelah melaksanakan salat Jumat di Masjid Istiqlal Jakarta dengan melakukan long march menuju Patung Kuda. Selain membawa bendera hitam putih bertuliskan kalimat "Laa ilaaha illallah, Muhammadur rasulullah" (Tiada tuhan selain Allah, Muhammad utusan Allah), yang dikenal sebagai Raya dan Liwa, massa juga membawa poster bertuliskan "Tolak Perppu Ormas, memberangus dakwah Islam dan para ulama."

Ustaz Felix Siauw yang berada di tengah-tengah massa mengatakan, Perppu Ormas adalah upaya pemerintah melakukan deislamisasi di Indonesia. "Semenjak ada wacana deradikalisasi yang pemerintah lakukan yang sebenarnya kalau kita lihat bukan deradikalisasi saja, tapi sebenarnya deradikalisasi versi pemerintah adalah deislamisasi," kata ustaz keturunan Tionghoa tersebut, Minggu (30/07/2017).

"Perppu ini kita duga kuat adalah bagian dari deislamisasi, proses pembungkaman Ormas-ormas Islam, khususnya Ormas yang memiliki kepedulian terhadap negara dengan cara mengkritisi dan bagaimana solusinya dalam Islam."

Menurut Felix, hal itu terlihat dari rencana pemerintah membubarkan Ormas Islam lain selain Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), sementara di saat yang sama membiarkan kelompok yang jelas-jelas bertentangan dengan Pancasila sebagaimana tertulis dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 tentang Ormas.

Dalam UU tersebut diatur bahwa Ormas dilarang menganut, mengembangkan, serta menyebarkan ajaran atau paham yang bertentangan dengan Pancasila. Dijelaskan kemudian bahwa yang dimaksud ajaran yang bertentangan dengan Pancasila adalah ateisme, komunisme atau marxisme-leninisme.

"Setelah (HTI) pasti FPI, FUI, Annas dan segala macam organisasi yang dikatakan pemerintah anti-Pancasila secara subjektif bisa dibubarkan," kata Felix. "Padahal, kalau kita rujuk pada undang-undang anti-Pancasila adalah kapitalis lalu komunis lalu sosialis dan marxis. Itu jelas-jelas nyata di depan mata kok malah tidak dibubarkan, yang nyata-nyata mengancam keutuhan bangsa, menyebabkan ketegangan."

Felix juga menjelaskan bahwa tujuan dari aksi kali ini adalah untuk mengingatkan pemerintah bahwa Perppu bertentangan dengan ajaran Islam karena merupakan sebuah bentuk kezaliman. "Kedatangan kita di sini adalah untuk menyampaikan kepada pemerintah bahwa (mengeluarkan Perppu) adalah langkah yang kurang tepat karena bertentangan dengan ajaran Islam, karena ini sebuah kezaliman," ujarnya.

Warga Bogor yang juga mengikuti unjuk rasa, Faiz, menolak pembubaran HTI dan mengatakan bahwa Indonesia saat ini tidak sedang berada dalam kondisi darurat yang menjadi landasan untuk mengeluarkan Perppu.

"Kalau misalkan darurat, masih banyak hal lain yang lebih darurat (daripada membubarkan HTI)," katanya. "HTI sendiri tidak pernah melakukan kekerasan. Kalau HTI melakukan tindakan anarkis atau segala macam mungkin bisa dimaklumi, namun sampai saat ini HTI kegiatannya tidak ada yang menggunakan kekerasan. Damai-damai aja."

Sementara itu, seorang bapak tua asal Pasuruan, Jawa Timur, yang saat ini tinggal di Blok M dan datang ke lokasi menggunakan sepeda tua, Mulyono, mengungkapkan alasannya mau mengikuti unjuk rasa meski tidak dibayar. "Saya cuma gak mau Islam diacak-acak, diobok-obok," kata pria yang mengaku selalu mengikuti aksi-aksi bela Islam sebelumnya itu. (aim)

tag: #hizbut-tahrir-indonesia  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Pengiriman Bantuan untuk Korban Gempa Terkendala Kapal, NU Bawean Minta Jokowi Turun Tangan

Oleh Sahlan Ake
pada hari Jumat, 29 Mar 2024
GRESIK (TEROPONGSENAYAN) --Pengiriman bantuan logistik/sembako untuk korban Gempa Bawean, Gresik, terkendala menyusul minimnya armada kapal barang yang melayani penyeberangan dari Pelabuhan ...
Berita

Rojih Ubab Maimoen: Media Sosial Bisa Dijadikan Amal di Bulan Ramadan

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Anggota Komisi 1 DPR RI, KH. Rojih Ubab Maimoen mengajak masyarakat untuk mengunakan media digital dengan sebaik-baiknya. Apalagi, kata ia, di bulan Ramadan yang penuh ...