JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai, Ketua Fraksi Nasdem Viktor Bungtilu Laiskodat menantang Partai Gerindra, Demokrat, PKS, dan PAN atas pidatonya di Nusa Tenggara Timur (NTT), yang menuding anti-Pancasila.
Bahkan, terang Fadli, pernyataan Viktor tersebut seolah menantang umat Islam yang dituding ingin mendirikan negara khilafah.
"Saya rasa yang disampaikan itu menantang partai-partai dan umat Islam, kita tahu bunuh membunuh itu konteksnya PKI, sekarang yang dimaksud adalah orang-orang yang ingin mendirikan negara khilafah, yang diancam untuk dibunuh duluan," kata Fadli di Gedung Nusantara III DPR, Jakarta, Senin (7/8/2017).
Oleh karenanya, Fadli menyatakan, saat ini adalah waktu yang tepat untuk menegakkan hukum di negara ini, kepada orang yang diduga telah merusak bingkai Kebhinekaan.
"Iya justru itu, makanya sekarang hukum harus ditegakan, supaya orang macam ini (Viktor) tdak ada lagi, itu yang kita sesalkan, seperti di kasus Ahok yang menistakan agama, merusak hubungan antar agama, melukai umat Islam," jelasnya.
"Padahal dia tidak mengerti tapi diucapkan dan ditegaskan di depan masa, ini tidak hanya urusan agama dengan agama, sehingga siapa pun yang tidak mengerti dan bukan ahlinya kemudian diucapkan maka akan menimbulkan kesalahpahaman karena intepretasinya sangat jelas dari menuduh, membunuh," tambahnya.
Wakil Ketua Umum Gerindra ini mengaku, akan mencari partai yang punya kesepahaman yang sama soal visi dan misi pada Pilkada 2018. Hal itu diutarakan Fadli setelah disinggung soal koalisi dengan Nasdem.
"Ya kalo kami tentu punya prioritas dengan partai-partai yang mempunyai kesepahaman yang sama yang saat ini relatif berjalan baik. Walaupun di beberapa daerah tertentu ada (dengan Nasdem)," ucapnya.
"Saya kira ada pertimbangan yang sangat mendasar kalo sekarang ini karena ada tuduhan yang sangat berat di situ kepada Gerindra, tentu akan jadi pertimbangan," tutupnya. (icl)