JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon mengapresiasi dan mendukung penuh diselenggarakannya silaturahmi nasional (Silatnas) raja dan sultan nusantara ke- V. Hal itu diungkapkannya dalam sambutannya sesaat sebelum membuka ajang tersebut di ruang Nusantara IV, Pustakaloka, Senayan Jakarta, Kamis (27/7/2017).
“Kami senang sekali ikut mendukung acara yang sangat penting yakni silaturahmi raja dan sultan seluruh nusantara ke lima, sebagaimana diketahui Indonesia merupakan Negara yang dibentuk oleh berbagai macam kebudayaan yang sangat heterogen. Dan hari ini kita melihat heterogenitas kebangsaan kita dari 44 peserta dari Aceh sampai Papua. Meskipun membawa identitas, adat dan bahasa masing-masing, namun karena berteguh pada Pancasila semuanya bisa bersatu menjadi Indonesia,” ujar Fadli Zon.
Dilanjutkannya, tak ada bangsa dan negara Indonesia dengan mengabaikan akar-akar budaya ibunya, mother culture. Dan acara ini merupakan sarana untuk memelihara, jembatan dialog dan pengetahuan dari akar-akar budaya tadi. Dengan kata lain Kita adalah anak kandung dari kebudayaan ibu kita. Ini terwakili dengan sejarah yang panjang di nusantara, para raja dan sultan dan para pewaris disini tentu tidak terpisahkan oleh sejarah perjalanan budaya kita sehingga menjadi Indonesia.
“Tanpa adanya raja, sultan yang ada di nusantara dan tokoh-tokoh bangsa yang berjuang bersama-sama, tidak mungkin kita bisa mewujudkan Negara Indonesia pada 17 Agustus 1945 silam. Itu menjadi satu rangkaian yang tidak terpisahkan,” ungkapnya.
DPR RI merupakan salah satu lembaga tinggi Negara yang memiliki kepedulian terhadap kebudayaan. Baru-baru ini tepatnya 27 april 2017 bersama dengan pemerintah mengeluarkan undang-undang No.5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan. UU ini merupakan inisiatif DPR yang tentunya berdasarkan aspirasi masyarakat. Salah satu pokok yang ditegaskan di undang-undang ini adalah bahwa kebudayaan merupakan investasi masa depan dalam membangun peradaban bangsa.
“Sejak awal kami mendukung acara kebudayaan seperti ini, dan harusnya didukung oleh semua pihak, terutama oleh pemerintah. Sebagai bagian untuk terus memelihara, memupuk dan mengembangkan identitas budaya bangsa kita. Bagian dari kekayaan nasional kita,” jelas Politisi dari Fraksi Partai Gerinda ini.
Di era globalisasi ini, justru identitas tidak mungkin dibentuk dari hal yang instan, dari kebudayaan-kebudayaan baru. Justru identitas lahir dari dialog yang cukup panjang dari kebudayaan akar yang ada di negeri kitaa sendiri di nusantara. Di akhir sambutannya sesaat sebelum memukul gong tanda pembuka acara, Fadli berharap Semoga silaturahmi ini bisa berjalan dengan baik dan bisa berkontribusi bagi kemajuan kebudayaan Indonesia.
Sementara itu Sekjen Silatnas, Raja Samu Samu VI M.L Benny Ahmad Samu Samu berharap agar DPR dan pemerintah melibatkan raja dan sultan nusantara dalam pembentukan komisi perlindungan kebudayaan. Tidak hanya itu dalam undang-undang no 5 tahun 2017 juga mengamanatkan pemerintah untuk pembentukan kementerian yang membidangi khusus kebudayaan selambat-lambatnya dalam kurun waktu dua tahun. Untuk hal ini ia berharap agar raja dan sultan se nusantara juga dilibatkan dalam pembentukan kementerian ini.
Pada kesempatan itu, selain 44 peserta silaturahim raja dan sultan nusantara ke V ini, hadir pula perwakilan dari Panglima TNI, perwakilan Kapolri, KASAU, KASAL, Perwakilan Menteri dalam negeri dan perwakilan Gubernur DKI Jakarta.(dia/dpr)