Opini
Oleh Asyari Usman (Wartawan Senior, bukan anggota HTI) pada hari Jumat, 11 Agu 2017 - 18:32:59 WIB
Bagikan Berita ini :

Memusuhi Khilafah adalah Penyesalan Terbesar Jokowi

21IMG_20170201_194417.jpg
Asyari Usman (Wartawan Senior, bukan anggota HTI) (Sumber foto : Istimewa )

Ada misinformasi yang sangat keliru tentang khilafah, dan ini akan menjadi penyesalam terbesar Jokowi. Menyesal karena dia memusuhi sistem yang direkomendasikan sendiri oleh Pencipta Alam ini. Kalau penyesalan itu di dunia, mungkin masih ada peluang untuk membalikkannya. Tetapi, penyesalan itu akan terjadi ketika Jokowi berdiri di depan Allah SWT dan harus menjelaskan mengapa dia memusuhi khilafah.

Bisa dimengerti mengapa Jokowi memusuhi khilafah. Sebagaimana bisa dipahami mengapa Victor Laiskodat menjadikan khilafah sebagai momok. Jokowi dan Laiskodat adalah dua contoh tentang penginformasian yang keliru mengenai khilafah. Mereka berdua ini, seperti halnya banyak orang lain (baik Islam maupun bukan), sama-sama tidak memiliki pemahaman yang utuh tentang sistem khilafah.

Mereka semua, barangkali kita juga, hanya disuguhi informasi yang 100% menjelaskan aspek-aspek yang menakutkan tentang khilafah. Ibarat obat yang pahit rasanya, sebagian besar orang dan media terus-menerus membiacarakan rasa pahit oabat itu saja. Tidak pernah menceritakan tentang khasiatnya. Apalagi sistem ini belum pernah diberi kemempatan untuk dilaksanakan di Indonesia. Akibatnya, khilafah dibungkus sebagai obat yang getir dan tidak bagus.

Tidak hanya dikampanyekan sebagai obat pahit, melainkan khilafah disebut sebagai benda yang berbahaya. Sangat disayangkan.

Padahal, khilafah adalah pemerintahan yang dijalan oleh orang-orang yang paling belakangan menikmati kesejehateraan setelah semua rakyat meperolehnya. Khilafah wajib (disyariatkan) melindungi semua penganut agama selain Islam.

Selama kemelut Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), banyak musuh khilafah yang mengatakan bahwa Hizbut Tahrir (HT), sebagai penganjur khilafah, dilarang di mana-mana. Bahkan di negeri kelahirannya sendiri.

Nosi (notion) ini memang benar. Tetapi, pernahkah kita bahas lebih jauh mengapa HT dibubarkan di Mesir, Yordania, Arab Saudi, dan negara-negara Timur Tengah lainnya? Juga di Uzbekistan, Tajiskistan, dll? Kalau kita lihat selangkah dua langkah ke dalam, akan didapat jawaban yang logis.

Jawaban itu ialah bahwa di semua negara yang disebutkan tadi, sistem pemerintah yang mereka terapkan adalah sistem yang korup. Sistem yang melanggengkang otoritarianisme. Dan juga sistem pemerintahan turun-temurun, yang mengekang hak-hak sipil. Di Uzbekistan, mendiang Islam Karimov malah belasan tahun berkuasa sebagai diktator. Para penguasa di negara-negara itu merasa terancam dengan kehadiran HT.

Pastilah Husni Mubarak menumpas HT, yang kini dilanjutkan oleh El-Sisi. Begitu juga Raja Saudi, Raja Yordania, para emir di UEA, presiden Irak, presiden Suriah, dll. Mereka semua merasa terancam oleh pemerintah khilafah, yaitu pemerintahan yang dijalankan oleh orang-orang yang tidak rakus pada kekuasaan, yang tidak mencari-cari kekuasaan. Yang tidak rakus pada kekayaan-kebendaan.

Para penguasa ini pasti memusuhi khilafah. Sebab, mereka semua tidak memenuhi kualifikasi untuk duduk sebagai pemimpin manusia, bukan hanya sebagai pemimpin umat Islam.

Jadi, pemberangusan dengan cara brutal adalah satu-satunya jalan yang harus mereka tempuh. Mereka tidak mau ada keadilan, tidak ingin korupsi dihapus, tidak mau kejahatan lenyap. Mereka tidak mau kekuasaan yang terbatas, apalagi diambil. Sangat logis kalau mereka memusuhi Khilafah.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Opini Lainnya
Opini

In Prabowo We Trust" dan Nasib Bangsa Ke Depan

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya kemarin di acara berbuka puasa bersama, "Partai Demokrat bersama Presiden Terpilih", tanpa Gibran hadir, kemarin, ...
Opini

MK Segera saja Bertaubat, Bela Rakyat atau Bubar jalan

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi (MK) segera bertaubat. Mumpung ini bulan Ramadhan. Segera mensucikan diri dari putusan-putusan nya yang menciderai keadilan masyarakat.  Di ...