JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - DPR RI menerima kunjungan delegasi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Komunis Vietnam YM Nguyen Phu Trong. Kedatangan Nguyen disambut langsung oleh Ketua DPR RI Setya Novanto di lantai 3 Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen, Jakarta.
Dari pantauan di lapangan rombongan Sekjen Partai Komunis Vietnam terlihat berada di Kompleks Parlemen sekitar pukul 15.00 WIB. Rombongan yang dikawal iring-iringan Paspampres tersebut terlebih dahulu menuju Gedung Nusantara V guna menggelar pertemuan secara tertutup dengan pimpinan MPR RI.
Selang 30 menit kemudian, Nguyen langsung menuju Gedung Nusantara III menuju ruang pertemuan pimpinan DPR RI di lantai 3. Keluar dari lift, Nguyen disambut langsung oleh Novanto yang didampingi oleh Meutya Hafiz.
Sebelum menuju ruang pertemuan, Novanto mendampingi Nguyen mengisi buku tamu yang tepat berada di depan meja security lantai 3. Setelah mengisi buku tamu, tak lupa kedua tokoh itu berjabat tangan disaksikan oleh awak media yang telah menunggu momen tersebut.
Setelah itu, Novanto dan Nguyen langsung menuju ruang pertemuan. Sebelum masuk, kedua tokoh itu kembali berfoto di dekat lambang burung garuda yang terpampang di lobi ruang pertemuan.
Sayangnya, awak media tidak bisa menyaksikan lebih lanjut kedua tokoh tersebut. Sebab, pertemuan antara Novanto dan Nguyen bersifat tertutup.
Wakil Ketua MPR E.E. Mangindaan mengatakan, kehadiran Sekjen Partai Komunis Vietnam untuk mempererat hubungan antar kedua bangsa yang sudah berjalin hubungan sudah lebih 60 tahun.
"Sebagai negara sahabat kami terima kunjungan ini. Ada beberapa poin yang disampaikan. Yaitu persahabat kedua negara dan bangsa diharapkan lebih meningkat di masa yang akan datang. Kedua mari jadikan kawasan ASEAN tetap damai. Hubungan parlemen bagus, persahabatan bagus dan kawasan ASEAN," kata Mangidaan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/8/2017).
Ia mengatakan kehadiran Sekjen Partai Komunis tidak ada kaitanya dengan ideologi. Bahwa pertemuan ini hanya sebatas persahabatan antara dua negara.
"Kita terima sebagai negara sajabat. Bukan masalah ideologi. Ideologi kita Pancasila. Sebagai negara kita bersahabat dengan negara dan bangsa lain. Itu sah-sah saja," tandasnya.(icl)
