Jakarta
Oleh Sahlan pada hari Senin, 11 Sep 2017 - 16:01:40 WIB
Bagikan Berita ini :

Pimpinan DPRD DKI: Cabut Izin RS Mitra Keluarga

77taufik-gerindra.jpg
M Taufik (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Bayi Tiara Debora meninggal diduga tidak mendapatkan penanganan medis selayaknya di RS Mitra Keluarga. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik pun angkat bicara.

"Makanya perlu dilakukan penelitian lebih detail memberikan izin rumah sakit. Orang yang tidak puya hati tidak perlu dikasih izin, itu kan tidak punya hati kan. Sebaiknya saran saya kalau sudah begitu cabut saja izinnya," kata Taufik di gedung DPRD, Jakarta, Senin (11/9/2017).

Ke depan, kata Taufik, dinas kesehatan DKI harus lebih berhati-hati mengeluarkan izin untuk rumah sakit.

"Dinas kesehatan yang merekomendasikan ditanya dong, kalau perlu datangkan psikolog, punya hati tidak dia mengelola rumah sakit," katanya.

RS Mitra Keluarga juga ternyata belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Ini menyulitkan akses kesehatan bagi para peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari BPJS.

"Itu namanya membangkang, dia mau untung sendiri saja, kalau menurut saya kalau begitu ditinjau kembali lah," ucapnya kesal..

Politikus Gerindra ini juga meminta sanksi tegas terhadap pihak rumah sakit agar tidak ada lagi kejadian serupa.

"Ini harus ada pelajaran pada rumah sakit-sakit lain agar tidak melakukan yang sama," tandasnya.

Diketahui, bayi Tiara Debora meninggal dunia di RS Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat, Minggu (3/9/2017) lalu setelah disebut tidak menerima penanganan medis karena uang muka perawatan yang diberikan orangtuanya tidak mencukupi.

Awalnya, staf medis memberikan pertolongan pertama saat bayi berusia empat bulan itu dibawa ke rumah sakit tersebut pada Minggu dini hari.

Dokter kemudian memberi tahu bahwa Debora harus dimasukkan ke ruang pediatric intensive care unit (PICU).

Namun, keluarga harus membayar uang muka berjumlah belasan juta rupiah terlebih dahulu. Akhirnya, Debora tak bisa dirawat di ruang PICU karena uang muka tidak mencukupi.(yn)

tag: #kasus-bayi-deborah  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Jakarta Lainnya
Jakarta

Tujuh Indikator Pelemahan Ekonomi dan Tantangan Pertumbuhan.

Oleh Tim Teropong Senayan
pada hari Sabtu, 05 Apr 2025
Situasi perekonomian Indonesia saat ini menunjukkan berbagai tanda pelemahan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Setidaknya terdapat tujuh indikator utama yang menggambarkan kondisi ini: 1. ...
Jakarta

Rupiah Terus Melemah: Apa yang Bisa Dilakukan?

Jakarta, 25 Maret 2025-Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali mengalami tekanan signifikan. Hari ini, rupiah telah mencapai Rp16.549 per dolar AS, bahkan sempat menyentuh Rp16.639 di pasar ...