Berita
Oleh Syamsul Bachtiar pada hari Senin, 09 Okt 2017 - 14:04:13 WIB
Bagikan Berita ini :
3 Tahun Jokowi

Gerindra: Lebarnya Ketimpangan Ekonomi dan Lemahnya Penegakkan Hukum

82Jokowigarukkepala.jpg
Jokowi-Jusif Kalla (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Ketua DPP Partai Gerindra Heri Gunawan mengatakan ada sejumlah catatan penting perjalanan 3 tahun rezim Jokowi selama memerintah yang dirasa belum optimal. Diantaranya, dibidang politik, ekonomi, sosial dan hukum.

Berbicara stabilitas politik, kata dia, tak bisa lepas dari sejauhmana pemerintah menciptakan ekonomi yang positif dan merata.

"Data yang ada menunjukkan bahwa ketimpangan yang ditunjukkan dengan angka indeks gini sudah mencapai 0,39 atau ada di tahap lampu kuning. Itu adalah warning bahwa pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati oleh sebagian kecil orang. 1 persen orang menguasai 39 persen pendapatan nasional. Kalau ini tidak segera dibereskan, maka bisa memicu kecemburuan sosial yang lebih dalam," tandas Anggota Komisi XI DPR itu di Kompleks Parlemen Jakarta, Senin (09/10/2017).

Berikutnya, ungkap dia, pertumbuhan ekonomi yang ada belum mampu menciptakan kesempatan kerja yang lebih besar.

"Setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi kita hanya mampu mencetak 40 ribu kesempatan kerja. Itu angka yang amat rendah. Padahal, Pasal 27 Ayat (2) UUD 1945 menyebutkan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak”," ujarnya.

Sekedar catatan, kata dia, pemerintah juga belum mampu merangkul atau mengakomodasi generasi muda bangsa melalui kebijakannya.

"Kita adalah negara dengan populasi muda dan produktif yang besar. Jumlah warga negara yang berumur di bawah 40 tahun sebesar 60 persen. Mereka adalah warga negara yang punya energi besar. Kalau pemerintah gagal menanganinya dengan baik, tidak diberikan pendidikan yang baik, pekerjaan yang layak, maka itu bisa jadi ancaman besar yang sewaktu-waktu bisa meledak. Energi besar tapi tak mampu ditangani dengan layak," kata Mantan Wakil Ketua Komisi VI itu.

"Aset terbesar dalam politik adalah manusianya," imbuhnya.

Kalau manusianya terdidik, baik, dan mendapatkan pemenuhan hak-haknya dengan layak, maka otomatis stabilitas politik akan stabil, ujarnya.

"Masyarakat lebih bahagia, tenang, dan damai. Tapi, misalnya, jika pendidikannya terabaikan sebagaimana data yang ada rata-rata hanya di bawah 8 tahun (SMP), maka sudah pasti mereka bisa terjebak pada hal-hal yang tidak produktif," tegasnya.

Sedangkan dibidang hukum, kata dia, tiga tahun Jokowi memerintah, hukum belum mampu menjadi panglima.

"Hukum adalah produk politik. Kalau politiknya baik, maka hukumnya sudah pasti baik. Dan pada gilirannya, hukum akan menjadi panglima. Supremasi hukum musti ditegakkan dengan seadil-adilnya. Soal KPK, sikap Gerindra jelas untuk menolak segala upaya yang melemahkan KPK. Kita masih membutuhkannya untuk mengatasi masalah korupsi yang masih menjadi masalah utama kita sehingga menghambat daya saing nasional," tandasnya.

Untuk sampai ke sana, menurutnya, diperlukan suatu konsensus bersama, semangat bersama, niat bersama untuk menatap masa depan Indonesia yang lebih baik lagi.

"Saya melihat pemerintahan ini minim soal itu. Bahkan sebagian orang menilai pemerintahan sekarang cenderung anti-kritik, minim semangat bersama. Merasa benar sendiri. Jangan sampai instrument hukum digunakan secara serampangan untuk menjadi tameng penguasa," sindirnya.

Menurutnya lagi, jika pemerintah dalam mengatasi berbagai persoalan selalu mengambil jalan pintas dengan cara melakukan perombakan kabinet, maka hal itu bukanlah solusi yang tepat.

"Yang diperlukan itu adalah leadership yang kuat. Reshuffle itu bukan kunci utama. Bahkan, publik menilainya tak lebih dari bagi-bagi jatah. Sekali lagi, kalau mau iklimnya sejuk, maka tak lain kuncinya adalah bagaimana pemerintah mampu menciptakan ekonomi yang tumbuh bagus dan merata yang dipandu oleh supremasi hukum sebagai panglimanya. Saya belum melihat itu dalam pemerintahan sekarang. Ini masalah leadership," pungkasnya. (icl)

tag: #jokowi  #jokowijk  #partai-gerindra  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement