JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat Politik dari UIN Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, pemilih milenial belum tentu memilih Jokowi pada pilpres 2019 nanti.
"Racikan popularitas sangat bagus, lalu disukai, namun generasi pemilih pemula belum tentu memilih (elektibilitas) karena untuk dipilih butuh populisme," terang Pangi pada wartawan di Jakarta, Jumat (13/10/2017).
"Jadi pemilih generasi milineal selain narasinya dan literasinya dangkal. Secara pendidikan mereka juga rendah, sehingga enggak punya pemikiran yang dalam dan mudah berubah. Walaupun mereka kenal dan menyukai belum ada jaminan juga mereka bakal ke TPS untuk memilih," tambah dia.
Namun, kata dia, tak dapat dipungkiri juga bahwa kecenderungan pemilih pemula dan milenial sangat mudah terpengaruh oleh media sosial dan program yang populis seperti halnya video singkat.
"Generasi milenial atau pemilih pemula pendekatannya berbeda. Mereka bertumpu pada populisme dan narasi mereka dangkal. Mereka enggak butuh teks dan bacaan yang panjang, mereka hanya butuh konten. Mereka punya user sendiri dan punya kanal arus sendiri dan terkadang enggak bisa di bingkai oleh framing media mainstream," tandasnya.
Direktur Eksekutif Voxpol itu menyarankan agar capres 2019 memiliki strategi khusus dalam merangkul suara pemilih pemula atau generasi milenial tersebut.
"Nanti tergantung tim Prabowo dan Jokowi bagaimana mereka piawai mengelola segmen pemilih milenial," pungkasnya. (icl)