JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Survei Indikator Politik Indonesia menyebutkan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok sosok yang paling pantas mendampingi Presiden Joko Widodo dalam Pilpres 2019 mendatang.

Menanggapi itu, Wakil Ketua Dewan Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid mempertanyakan kredibilitas lembaga-lembaga survei saat ini.

"Survei itu belakangan banyak orang yang mempertanyakan tentang kredibilitas dan independensi dari lembaga lembaga survei. Jadi sekalipun dalam era demokrasi survei adalah suatu yang tak terhindarkan karena itulah salah satu ciri demokrasi, tapi rakyat sudah sangat hafal lah tentang survei-survei begini menurut saya pada ujung akhirnya pada pilgub (Pilgub DKI Jakarta) kemarin ada tiga lembaga survei yang diberikan kartu merah dari peneliti UI," ujar Hidayat Nurwahid di komplek parlemen, Jumat (13/10/2017).

Lanjut Hidayat Nurwahid dirinya tidak mau mengomentari sosok Ahok pantas atau tidak mendampingi Presiden Joko Widodo. Ia menyerahkan kepada publik untuk menilai sosok mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Menurutnya, hasil survei tergantung dari responden yang saat itu ditanyakan mengenai sosok pendamping yang pantas Presiden Joko Widodo. Ia memberikan contoh jika mayoritas responden yang ditanyakan mendukung Ahok maka hasil survei akan linear.

"Survei sangat tergantung dengan respondennya siapa kalau respondennya pendukung Ahok bisa jadi 100 persen memenangkan pak Ahok," ungkapnya.

Ia juga menyoroti hasil beberapa lembaga survei dalam Pilgub DKI Jakarta yang menjagokan Ahok sebagai pemenang. Tetapi hasilnya meleset jauh sesuai dengan kenyataan.

"Tapi kalau ukurannya pilgub di DKI Jakarta kan jelas bahwa ternyata berbeda yang diperkirakan lembaga lembaga survei 58 persen warga Jakarta tidak memenangkan Ahok dan hanya 42 persen yang memenangkan Ahok, itu bukan ukuran lembaga survei tapi itu adalah fakta yang sudah terjadi dan besok hari senin akan diresmikan kebenaran ini melalui pelantikan oleh pak Joko Widodo," jelas Wakil Ketua MPR RI itu. (icl)