Opini
Oleh Faizal Assegaf (Ketua Progres 98) pada hari Sabtu, 23 Des 2017 - 12:02:47 WIB
Bagikan Berita ini :

Setiap Jelang Natal, Umat Islam Dibuat Terpojok

49IMG_20171223_120018.jpg
Faizal Assegaf (Ketua Progres 98) (Sumber foto : Istimewa )

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto tampil garang dan menegaskan pihaknya akan mengerahkan 80 ribu prajurit untuk ikut mengamankan perayaan Natal dan tahun baru.

Luar biasa, 80 ribu prajurit TNI dimobilisasi, belum terhitung ratusan ribu anggota Polri. Jumlah yang fantastik. Terkesan seolah negara dalam situasi genting, akan terjadi hura-hara atau serangan teroris.

Pernyataan Panglima TNI sangat anomali. Bertolak belakang dengan klaim presiden Joko Widodo bahwa kehidupan umat beragama makin rukun dan damai. Entah siapa yang mesti dipercaya?

Bukan untuk kali ini, namun setiap jelang Natal, publik selalu dihebohkan oleh ihwal kesibukan alat-alat negara dan sejumlah elemen rakyat menjaga gereja.

Penciptaan situasi yang demikian justru tanpa disadari telah menyulut keresahan rakyat. Bahkan secara sensitif telah menyiram prasangka dan menyudutkan umat Islam.

Terlebih munculnya silang pendapat tentang seruan sebagian kaum muslim yang mengharamkan menyampaikan ucapan selamat natal serta menggunakan atribut Natal.

Sikap demikian wajar saja, namun sangat disayangkan telah dipolitisir seolah sebagian umat Islam menunjukan permusuhan dan kebencian. Sehingga menjadi pembenaran untuk mengantisipasi gangguan keamanan.

Padahal jangankan soal natalan, hak umat Islam sebagai mayoritas untuk hidup damai dan mendapatkan keadilan justru kian terusik serta terpinggirkan.

Fakta menunjukan skandal perompakan ratusan triliun uang BLBI, proyek reklamasi dan kasus-kasus besar lainnya, mayoritas pelakunya dari golongan non muslim.

Mengapa 80 ribu tentara dan ratusan ribu polri tidak digerakkan untuk menangkap pelaku tersebut yang terbukti melakukan kekacauan dan merugikan kehidupan rakyat?

Lebih menyakitkan umat Islam yang telah kehilangan hak ekonomi justru difitnah intoleran, anti Pancasila, anti kebhinekaan, teroris, radikal dan segala rupa kebencian.

Ketidakadilan tersebut jangan dinafikan. Soal urusan perayaan Natal dan Tahun Baru, umat Islam sudah terbukti sangat ramah dan toleran. Tidak perlu menjaga gereja, tapi yang wajib dilindungi adalah rasa keadilan.

Bila keadilan diinjak-injak, maka negara dan rakyat akan terus dipermainkan dengan segala modus penipuan dan kemunafikan oleh mereka yang berkuasa.

Hasilnya, kehidupan umat beragama tanpa henti diposisikan saling curiga demi menutupi kejahatan besar: Skandal BLBI, Proyek Reklamasi, penyelundupan Narkoba dan mewabahnya penyakit LGBT. Pelakunya jelas adalah mereka, tapi mengapa setiap jelang Natal umat Islam dibuat terpojok?(*)

TeropongKita adalah media warga. Setiap opini/berita di TeropongKita menjadi tanggung jawab Penulis.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Kode Sri Mulyani dan Risma saat Sidang MK

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sri Mulyani (dan tiga menteri lainnya) dimintai keterangan oleh Mahkamah Konstitusi pada 5 April yang lalu. Keterangan yang disampaikan Sri Mulyani banyak yang tidak ...
Opini

Tersirat, Hotman Paris Akui Perpanjangan Bansos Presiden Joko Widodo Melanggar Hukum: Gibran Dapat Didiskualifikasi?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --1 April 2024, saya hadir di Mahkamah Konstitusi sebagai Ahli Ekonomi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2024. Saya menyampaikan pendapat Ahli, bahwa: ...