JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--PT Jakarta Propertindo (PT Jakpro) dan PT Wijaya Karya (WIKA) mengindikasikan buruknya mutu Box Girder jadi penyebab robohnya LRT Jakarta Timur (Jaktim), Senin (22/1/2018). Jika indikasi ini benar, maka penanganan insiden tersebut akan rumit.
Box Girder di bentang P28-P29 di Jalan Kayu Putih, Jakarta Timur mendadak roboh sesaat setelah terpasang.
Direktur Utama PT Jakpro, Satya Heragandhi menjelaskan, Box Girder tiba-tiba runtuh tanpa menunjukkan arah patahan, baik ke atas atau ke bawah.
"Kalau patahan ke atas artinya ada kelebihan tekanan saat stressing (pemasangan). Kalau patahan ke arah bawah itu tandanya kekurangan tekanan dalam pemasangan box girder. Tapi berdasarkan hasil investigasi sementara tidak ditemukan keduanya. Box girder runtuh tiba-tiba," kata Satya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (25/1/2018).
Salah satu perencana proyek LRT dari PT WIKA, Jodi Firmansyah juga belum bisa menjelaskan alasan Box Girder runtuh.
Kata dia, bisa jadi disebabkan kekurangan pada material, kesalahan prosedur atau kelalaian manusia.
"Walaupun ada beberapa indikasi tapi diperlukan waktu untuk tes karena kondisi lapangan masih ada garis polisi," ujar Jodi.
Ketua Komisi D DPRD DKI, Iman Satria memastikan segalanya bakal jadi rumit apabila penyebabnya kekurangan material atau berkaitan dengan mutu beton, besi, baja, atau lainnya.
"Kalau sampai penyebabnya karena mutu, saya bakal meminta proyek distop dan dilakukan pengecekan di seluruh bentang proyek LRT tersebut," tegas Iman.
Keinginan Iman agak ironis lantaran bentang yang roboh kemarin merupakan bentang terakhir dalam proyek tersebut.
"Kita tak punya pilihan lain kalau penyebabnya mutu. Harus dicek semuanya. Sebab seharusnya mutu setiap bentang sama," kata Iman.
Iman tak mau ambil resiko lantaran rute LRT itu disiapkan untuk Asian Games 2018.
Tapi apabila sampai pengecekan ulang dilakukan, Iman memastikan jadwal penyelesaian molor dan tak bisa digunakan saat Asian Games.
"Makanya saya sekarang berharap penyebabnya bukan karena mutu materialnya," ujar Iman.
Terkait pengujian kualitas, Iman memilih menunggu hasil dari Puslabfor Mabes Polri.(plt)