Opini
Oleh Faizal Assegaf (Ketua Progres 98) pada hari Rabu, 07 Feb 2018 - 21:26:59 WIB
Bagikan Berita ini :

Anomali Politik Superdamai Rizieq Shihab?

94IMG_20180108_093911.jpg
Faizal Assegaf (Ketua Progres 98) (Sumber foto : Istimewa )

Imam Besar Front Pembela Islam Muhammad Rizieq Shihab adalah sebuah fenomena di tengah hiruk pikuk dan aneka kegaduhan politik nasional kekinian. Sosok yang acap kali memicu spekulasi, simpati sekaligus hujatan dan keprihatinan.

Bersama sejumlah tokoh Islam, Rizieq menggalang konsolidasi umat dengan mengusung moto: Aksi Bela Islam Superdamai 212. Inilah awal perjuangan tanpa kekerasan, sporadis dan mendulang apresiasi.

Aksi superdamai tersebut menuntut penegakkan hukum atas kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. Hasilnya Ahok kalah di Pilgub DKI Jakarta dan masuk penjara.

Sebuah model perjuang politik yang menakjubkan, sangat ramah, berakhlak dan damai. Berbeda dengan ciri FPI yang terlanjur dikenal sangar, sporadis, anarkis serta sering distigmakan sebagai kelompok radikal dan intoleran.

Namun, apakah Rizieq dan loyalisnya konsisten mempertahankan komitmen perjuangan politik superdamai? Terlebih, munculnya serangkaian manuver dan seruan Rizieq yang dinilai belakangan ini makin menjauh dari spirit 212.

Para kalangan terdidik melontarkan kritikan bahwa Rizieq tengah berjalan mundur. Terjebak dan kembali berperan agresif melalui jaringan FPI dengan menjadikan atribut 212 sebagai tameng. Benarkah demikian?

Sebaliknya banyak pihak menaruh harapan besar agar Rizieq Teguh dan istiqomah memperluas gerakan Islam superdamai untuk menyatukan potensi umat dalam meperjuangkan keadilan.

Silang pendapat dan harapan tersebut tentu menarik untuk dicermati. Suka atau tidak, Rizieq telah menjadi sorotan publik dan sekaligus ikut berperan besar dalam mencetuskan gerakan Islam dengan polah superdamai dan visioner.

Penobatannya sebagai "Imam Besar" bukan sekedar atribut, namun mewakili kerinduan umat agar Rizieq tampil menjadi sosok ulama yang bijak dan mengutamakan ukhuwah serta persatuan nasional.

Sebab sangat mustahil perannya sebagai "Imam Besar" untuk menyalurkan aspirasi politik kelompok dan golongan tertentu. Namun, kiprahnya dibutuhkah untuk membawa umat dalam arus perubahan yang strategis, visioner dan konstruktif dalam semangat gerakan superdamai 212.

Patut diakui bahwa Rizieq atau lebih dikenal sebagai Habib Rizieq, punya kemampuan untuk memahami dinamika kekinian dan berpeluang untuk mengambil peran yang semestinya.

Apa yang menjadi penting dan sangat mendesak untuk dilakukan Habib Rizieq?

Tentu perlunya menyadarkan semua potensi yang tersedia untuk merapatkan barisan dan merumuskan langkah-langkah perjuangan yang visioner serta konsisten pada komitmen politik superdamai.

Intinya, peran Habib Rizieq sebagai Imam Besar untuk menggalang persatuan umat dan memperkuat kehidupan berbangsa dan bernegara membutuhkan dukungan konkret dari semua elemen 212.

Sehingga itu, berbagai bisikan dan jebakan yang bertujuan melemahkan perjuangan Habib Rizieq harus dihentikan. Agar perannya sebagai Imam Besar tidak dicemari oleh tindakan krusial dan destruktif yang hakikinya tidak sesuai spirit gerakan superdamai 212.

Bila upaya-upaya penguatan kepemimpinan Habib Rizieq tersebut dilakukan, maka kehadirannya menjadi kekuatan yang efektif dan meraih kemenangan tanpa fitnah, prasangka, kegaduhan dan kemunafikan. Semoga!(*)

TeropongKita adalah media warga. Setiap opini/berita di TeropongKita menjadi tanggung jawab Penulis

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...