JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Dalam kategori diagnosis utama, psikopatologi secara garis besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu neurosis dan psikosis.Neurosis pada mulanya diartikan ketidakberesan susunan saraf, tetapi para psikolog akhirnya mengubah pengertiannya sebagai gangguan-gangguan yang terdapat pada jiwa seseorang.
Perubahan pengertian ini diakibatkan oleh hasil penelitian bahwa penyebab neurosis bukan hanya ketidakberesan saraf, tetapi juga ketidakberesan sikap, perilaku, atau aspek mental seseorang.
Dr. Bachtiar Lubis memberikan definisi tentang anxiety dan neurosis, dalam bukunya “Pengantar Psikiatri Klinik” menjelaskan bahwa :
“Anxietas (anxiety) adalah penghayatan emosional yang tidak menyenangkan, berhubungan dengan antisipasi malapetaka yang akan datang. Tingkatnya bervariasi dari perasaan cemas dan gelisah yang ringan sampai ketakutan yang amat hebat. Dapat dibandingkan dengan perasaan takut dan terancam, namun seringkali tanpa adanya alasan atau penyebab nyata yang sepadan.”
Adapun anxiety neurosis atau disebut juga neurosa kecemasan yaitu bentuk neurosa dengan gejala paling mencolok ialah ketakutan yang terus menerus terhadap bahaya yang seolah-olah terus mengancam, yang sebenarnya tidak nyata tetapi hanya dalam perasaan penderita saja.
Senada dengan definisi di atas, Hanna Djumhana Bastaman dalam bukunya Integrasi Psikologi dengan Islam (Menuju Psikologi Islami) memberikan pengertian tentang kecemasan yaitu :
Ketakutan terhadap hal-hal yang belum tentu tejadi.Perasaan cemas biasanya muncul bila kita berada dalam satu keadaan yang kita duga akan merugikan dan kita rasakan akan mengancam diri kita di mana kita merasa tidak berdaya menghadapinya. Sebenarnya apa yang kita cemaskan itu belum tentu terjadi. Dengan demikian, rasa cemas itu sebenarnya ketakutan yang kita ciptakan sendiri. Hampir dalam segala hal, seorang pencemas selalu khawatir dan takut. Ketikamanusia tidak mendapatkan keseimbangan biologis, mental dan sosial dalam beradaptasi dengan alam akibat tekanan yang diciptakan oleh pembangunan dan teknologi modern, maka terjadilah paradoks dalam diri manusia. Di sinilah munculnya gangguan saraf dan jiwa yang merupakan persoalan besar masa kini.
Untuk mengatasi penyakit tersebut, Hamdani Bakran Adz Dzaky dalam bukunya “Konseling dan Psikoterapi Islam” menjabarkan ada beberapa metode penyembuhan, diantaranya:
1.Niat, i’tikad, tujuan dan maksud yang lurus dan suci dalamkeadaan suci lahir dan batin
2.Shalat hajat dua rakaat
3.Membaca istighfar
4.Membaca shalawat nabi
5.Membaca Isti'adzah danbasmalah
6.Menjaga kedisiplinan, konsisten dan terus menerus, minimal satu bulan khatam al-quranatau satu minggu
7.membaca do’a khatam Qur’an sebagaimana terdapat pada setiap lembaran terakhir dari mushaf Al-Qur’an.
Di dalam metode psikoterapi Islam seperti salat, puasa, zikir dan sebagainya sesungguhnyamerupakan aktivitas yang dapat dijadikan sebagai terapi terhadap gangguan jiwa. Seperti ketika seseorang sedang melakukan niat dalam salat atau sedang berdiri, ini merupakan terapi bagi penderita gangguan jiwa. Di dalam psikoterapi sendiri, terapi bagi penderita gangguan jiwa dilakukan dengan menggunakan gerakan-gerakan seperti merentangkan tangan dan sebagainya.
Di dalam aktivitas salatsesungguhnya syarat akan terapi psikologis terutama bagi penderita anxiety neurosis.Insya Allah apabila gerakan-gerakan salat, gerakan zikir dan metode psikoterapi Islam dilakukan dengan sempurna, maka akan menghasilkan potensi prefentif, protektif, dan terapis, baik bagi yang membaca maupun bagi yang dibacakan terutama bagi penderita anxiety neurosis. (aim)