JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Munculnya gerakan perlawanan dari para kader PDIP terhadap Presiden Jokowi. Karena mantan Walikota Solo ini tidak punya kemampuan mengelola politik dan kekuatan.
Menurut pengamat politik Arbi Sanit, selain itu Jokowi juga tidak punya kekuatan untuk mempersatukan kekuatan para pendukungnya. "Jadi masalah dasar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini terletak pada presidennya," katanya di Jakarta, Senin (6/4/2015).
Menurut Dosen FISIP UI, Presiden Jokowi yang dipercaya dan diharapkan bisa membela rakyat pada kenyataannya justru tidak pro rakyat. Rakyat saat ini sudah tidak percaya dan tidak lagi mengharapkan perubahan.
"Kekuatan politik dia tidak punya, jadi kemampuan apalagi. Ditambah lagi tidak punya kapasitas mengelola negara. Kekuatan politiknya juga defisit,” ungkapnya.
Padahal, kata Arbi, dia mendapatkan kekuasaan negara dari pemilihan umum. Sayangnya kekuasaan itu tidak bisa dimanfaatkan. "Mengelola negara tidak bisa mengandalkan popularitas. Kewenangan negara yang seharusnya dimanfaatkan untuk rakyat, malah jadi sebaliknya. Negara pun jadi lumpuh dan tidak bergerak,” tambahnya.
Dia, sambung Arbi lagi, berupaya menggalang kekuatan tambahan dari kubu KMP. Buntutnya malah menyebabkan munculnya konflik PPP dan Partai Golkar. “Tapi upayanya ini kemudian digagalkan juga oleh pengadilan. Pengadilan masih berpihak pada kekuatan politik lama," pungkasnya. (ec)