Berita
Oleh Syamsul Bachtiar pada hari Kamis, 29 Mar 2018 - 01:24:31 WIB
Bagikan Berita ini :

Dampak Perang Dagang AS-Cina, DPR: Siap-Siap Kita Kebanjiran Produk Impor

75Anggota-Komisi-XI-DPR-RI-Heri-Gunawan.jpg
Heri Gunawan (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Anggota Komisi XI DPR RI, Heri Gunawan menilai, Perang dagang AS-Cina dapat berimplikasi negatif terhadap perdagangan Indonesia.

"Perang dagang tersebut tentunya bisa menggangu kinerja perdagangan Indonesia. Sebab, Indonesia akan kesulitan melakukan ekspor," kata Mantan Wakil Ketua Komisi VI itu di Kompleks Parlemen Jakarta, Rabu (28/3/2018).

Lebih jauh, dia mengatakan, baik AS dan Cina bisa saja mengalihkan produknya ke negara lain termasuk Indonesia dengan harga yang murah.

"Barang-barang yang bisa menyerbu pasar domestik kita antara lain baja, buah-buahan, dan kedelai. Jika itu sampai terjadi, maka siap-siaplah kita kebanjiran impor. Lebih-lebih pemerintah sekarang ini lagi demam impor. Apa-apa diimpor. Bahkan, cangkul pun diimpor," sindir Politikus Gerindra itu.

Dijelaskannya, perang dagang AS-China adalah buntut dari kebijakan AS yang makin protektif. Lebih-lebih defisit perdagangan AS atas Cina terus meningkat.

"Ujungnya, AS menerapkan tarif perdagangan senilai US$ 60 miliar bagi seluruh barang Cina yang masuk ke negaranya. Cina kemudian membalasnya dengan menerapkan tarif sebesar US$ 3 miliar atas impor baja dan aluminium asal AS," ungkapnya.

Untuk diketahui, terang dia, Cina juga akan menerapkan tarif tambahan 15 persen terhadap produk AS termasuk buah kering, anggur dan pipa baja serta tambahan 25 persen untuk produk daging babi dan aluminium daur ulang.

Heri memprediksi panasnya hubungan dagang antar dua kekuatan dunia itu akan berlangsung cukup lama.

"Jika kita lihat konteksnya sebagai aksi proteksi terhadap defisit perdagangan, maka ini bisa berlangsung cukup lama. AS itu sedang berusaha mengamankan kepentingan domestiknya. AS tak segan-segan membidik negara-negara yang bisa merugikan kepentingan nasionalnya," kata Heri.

Untuk diketahui, terang dia, defisit perdagangan antara AS dengan Cina memang terus meningkat. Pada tahun 2017, ekspor barang dan jasa AS ke Cina naik menjadi 186,6 miliar dolar AS.

"Angka itu naik 9,8% dari tahun sebelumnya. Impor dari Cina sebesar 524 miliar dolar AS, naik 9,3%. Artinya, ada defisit pada sisi AS sebesar 337,2 miliar dolar AS. Angka defisit itu naik pesat dibandingkan dengan tahun 1999 yang hanya sebesar 67,4 miliar dolar AS saja. Tak heran, Presiden Trump berulangkali menyatakan bahwa defisit perdagangan yang sedang dialami AS atas Cina merupakan sebuah kelemahan," papar Legislator dari dapil Jabar IV itu.

Perang dagang terbuka dua kekuatan ekonomi dunia itu, menurutnya, tak lebih karena didorong ego yang kuat masing-masing negara adi daya itu.

"AS dan Cina itu bersama-sama mewakili 40 persen perekonomian global. Keduanya adalah negara-negara yang bisa memproduksi barang-barang jadi dari yang konvensional sampai high-tech. Hanya saja keunggulan Cina, menurut saya, ada pada kecakapannya mencipta barang-barang canggih dengan harga murah karena keunggulan komparatifnya pada tenaga kerja yang murah," kata dia.

Memang tak aneh lagi, kata dia, Hubungan dagang AS-Cina itu sudah berlangsung 20 tahun sejak Cina masuk WTO.

"Kedua negara ini seringkali berkompetisi ketat dalam perdagangan. Bagi mereka, perdagangan adalah bagian dari legitimasi politik. Selama hubungan dagang itu, Cina dianggap telah mendapat keuntungan, sementara AS rugi. Lebih-lebih, di 2030 nanti Cina diprediksi akan menggeser AS sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia," pungkasnya. (Alf)

tag: #dpr  #komisi-xi  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Fadel Muhammad: Fungsi Pengawasan DPD Fokus pada Masalah-Masalah di Daerah

Oleh Sahlan Ake
pada hari Jumat, 29 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua MPR Prof. Dr. Ir. Fadel Muhammad mengatakan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) harus lebih diperkuat dalam pengawasan terhadap pemerintah daerah. ...
Berita

Kini Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Bank DKI kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan terbaik kepada nasabah khususnya dalam layanan digital. Melalui kerja sama dengan PT Jalin Pembayaran ...