LOMBOK (TEROPONGSENAYAN)--Pembangunan PLTN tidak akan dilakukan hingga tahun 2050 mengingat PLTN adalah pilihan terakhir dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
"PLTN memang pilihan terakhir, kita maksimumkan dulu potensi energi terbarukan yang kita miliki. Dan di seluruh Indonesia tidak ada sampai 2050," ujar Saleh Abdurrahman, sekjen Dewan Energi Nasional dalam seminar energi "Implementasi Kebijakan Energi Nasional untuk Mendukung Ketahanan Nasional" yang diadakan di Universitas Mataram, Jumat (4/5/2018).
Selain karena bukan prioritas, faktor ekonomi juga menjadi bahan pertimbangan untuk melaksanakan proyek PLTN ini.
"Biaya pembangkitan nuklir per kwh itu termasuk mahal. Apalagi ditambahi biaya-biaya resiko kecelakaan, tambah membengkak dia" ujar Saleh.
Saleh menuturkan bahwa Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang banyak.
Potensi matahari dan angin belum dimanfaatkan sebesar-besarnya. Secara pribadi, Saleh sangat mendukung penggunaan energi terbarukan dan mendorong daerah-daerah untuk mengembangkan energi terbarukan, selain minim resiko juga lebih murah daripada nuklir.
"Tren harga energi terbarukan semakin menurun, tren nuklir semakin tahun semakin naik," ujarnya. (plt)