Berita
Oleh Syamsul Bachtiar pada hari Minggu, 03 Jun 2018 - 16:44:42 WIB
Bagikan Berita ini :

DPR Nilai Bandara Banyuwangi Belum Layak Jadi Penyangga Ngurah Rai

44bambang-haryo_24-04-18-21-14.jpg.jpg
Bambang Haryo (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) Bambang Haryo Soekartono menilai bahwa, bandara Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur belum layak dijadikan sebagai penyangga bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar dan Bandara International Lombok pada konfrenai IMF di Bali nanti.

“Begitu saya cek, bandara Banyuwangi tidak/belum layak digunakan sebagai bandara penyangga pada saat konfrensi IMF, karena mempunyai kekuatan Pavement Classification Number (PCN) hanya 37. sehingga pesawat jet neurobody berbadan kecil yang mempunyai ACN diatas kurang lebih 45 masih belum bisa mendarat di runway tersebut, dan bahkan pesawat bombardier/CRJ kesulitan untuk terbang dari bandara tersebut dengan muatan penuh, hanya bisa memuat 81 dari 90 krn panjang landasan yang direkomendasi oleh Kemenhub baru 1850,” terang Legislator asal Jawa Timur ini, Jumat (1/6/2018).

Padahal, lanjut politisi Gerindra, pesawat yang digunakan sebagai angkutan delegasi IMF memiliki badan yang lebar, sehingga dibutuhkan lahan parkir yang lebar juga.

“Sedangkan apron yang tersedia sebagai tempat parkir pesawat hanya bisa menampung 3 parking stand yang saat ini baru akan dilakukan pengembangan untuk menambah menjadi 9 parking stand,” kata Bambang.

Namun demikian, Bambang juga menilai, parking stand yang ada dibandara tersebut masih memiliki PCN yang dibawah 37.

Disamping itu, terminal dari bandara hanya mempunyai kapasitas rata-rata 500.000 setahun atau sekitar 1.500 per hari dan mempunyai kursi yang tidak lebih dari 250, sehingga untuk menjadi Kategori Bandara penyangga kegiatan IMF akan sangat sulit apabila tidak dilakukan peningkatan peningkatan kapasitas terminal, apron dan runway-nya.

Dari sisi peralatan safety, pria kelahiran 1 Januari 1963 ini juga melihat bahwa perlengkapan seperti X-ray yang minim, dan SDM yang rendah masih menjadi masalah sendiri kala menangani jumlah penumpang yang keluar dan masuk bandara.

“Akses atau intermoda/moda lanjutannya juga sangat buruk, masih belum ada transportasi publik massal yang bisa menampung penumpang, baik yang turun maupun yang naik, sehingga transportasi moda daratnya harus menggunakan moda pribadi atau private,” pungkasnya.(yn)

tag: #dpr  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement