JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Anggota Komisi VI DPR RI Abdul Wachid menyoroti melonjaknya harga ayam potong di pasaran.Menurutnya, hal ini lagi-lagi menunjukan kegagalan pemerintah.
"Kenaikan harga ayam menunjukan bahwa Pemerintah gagal menyediakan kebutuhan protein bagi rakyatnya," kata Kapoksi Gerindra di Komisi VI itu saat dihubungi di Jakarta, Senin (23/07/2018).
Menurutnya, pemerintah tidak cakap dalam melakukan penghitungan kebutuhan ayam bagi rakyat.
"Harusnya tahu dong berapa kebutuhan protein yang dibutuhkan masyarakat. Ada hitungan yang jelas harusnya. Ini kok kaya serampangan begitu," sembur Wachid.
Wachid menduga, kenaikan harga ayam karena pakan ternak didatangkan dari luar negeri.
"Hampir 60% pakan ternak kita kan import. Gimana gak naik harga ayam sekarang ini. Ini kan jelas memberatkan para peternak. Jangan salahkan peternak dibalik kenaikan harga ayam ini, lha wong mereka juga kesusahan kalau harga pakan ternaknya tinggi begitu," tandas dia.
Selain itu, menurutnya, efek nilai tukar rupiah juga menjadi salah satu penyebab dibalik naiknya harga ayam saat ini.
"Melemahnya nilai tukar rupiah saat ini kan berimbas pada berbagai sektor termasuk harga ayam. Gimana ini nilai tukar rupiah kita sudah Rp14.500, jelas akan berpengaruh pada harga pakan yang memang import," lirihnya.
Diketahui, harga daging ayam saat ini melonjak tinggi akibat stok yang menipis. Salah satunya di Pasar Argosari Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Akibatnya, harga daging ayam melambung.
"Kalau sebelum puasa harga daging ayam sekitar Rp 28.000. Untuk saat ini per kilogramnya (kg) saja Rp 40.000-Rp 50.000," kata salah satu pedagang di Pasar Argosari, Sutiono kepada wartawan lokasi jualan, Senin (23/7/2018) kemarin.
Menurutnya, stok daging ayam di Pasar Argosari mulai menipis sejak Minggu (22/7/2018) kemarin. Sebagai gambaran, di hari biasa dia bisa memperoleh 400 ekor ayam, namun saat ini dia hanya mendapat kiriman 200 ekor ayam saja.
"Katanya daging ayam langka karena para peternak tidak mendapatkan pasokan bibit (ayam)," katanya.
Seorang pembeli, Putri, mengaku dibuat pusing dengan naiknya harga daging ayam di pasaran. Hampir setiap hari dia membeli 3-4 kilogram daging ayam di Pasar Argosari, namun kini dia tak berani mengambil barang banyak.
"Sekarang saya hanya beli dua kilogram (daging ayam). Harganya mahal, tadi per kilogramnya Rp 45 ribu," ujar perempuan yang memiliki usaha warung makan ini.(Alf)