Opini
Oleh Nasrudin Joha pada hari Rabu, 29 Agu 2018 - 01:15:40 WIB
Bagikan Berita ini :

ILC Oh ILC, Mau Bahas Persekusi Malah Jadi Korban Persekusi

85QWEDS-10.jpg.jpg
Ilustrasi (Sumber foto : Ist)

ILC batal tayang, yang disuguhkan tayangan ulang yang sudah basi ditonton. Katanya sih ada hal teknis hingga tidak tayang, padahal infonya mau tayangin tema persekusi. Apa ILC juga kena korban persekusi ?

Sepertinya bang Karni harus bicara, apa yang terjadi dibalik layar. Tidak elok membatalkan sepihak, padahal boleh jadi orang pada beli Indomie dan telur untuk persiapan tonton ILC sampai larut malam. Bisa jadi, permintaan telur jadi tinggi karena ada yang begadang nonton ILC. Bisa juga, Pak Mendag umumkan lagi telur mahal karena ILC, bukan karena piala dunia.

Ayolah bang, bicaralah pada awak. Kasihan sekali penggemar ILC, Kalo dikampung mungkin sudah pada mencabut ubi singkong, digoreng untuk kudapan nonton ILC. Bukankah media memiliki hak imunitas untuk mengabarkan warta kepada publik ? Bukankah pihak-pihak terkait bisa melakukan ferifikasi pada banyak isu yang saat ini hangat diperbincangkan ? Bukankah rezim bisa mengutus Ngibulin, untuk bersalto indah, menjilat borok-borok kekuasaan di ajang ILC ? Kalau Ngibulin kurang tangguh, bukankah rezim masih memiliki amunisi Abu Janda ?

Ayolah, jangan digdaya dengan kuasa dan wewenang, tetapi pecundang menghadapi diskusi dan pemikiran. ILC itu forum intelektual, forum untuk masyarakat agar mendapat hak atas apa yang terjadi pada negara. Kenapa hak itu di berangus ?

Menghadapi diskusi dengan rakyat saja keok, bagaimana mau diskusi pada forum kawasan ? Forum regional atau internasional ? Apa setiap wawancara dan diskusi pewarta, kelak akan diajukan menteri untuk di tes wawancara ?

Siapa yang bisa memberi kabar, apa benar ILC korban persekusi. Kalau bang Karni saja tidak berdaya, apalagi kami rakyat jelata ? Kalo media saja dibungkam, bagaimana Aspirasi rakyat dapat disuarakan ?

Sudahlah, tidak usah dijelaskan. Kami bisa mendengar tanpa bersuara, kami mencerap dan mengindera, betapa rezim dungu berwajah Ndeso ini sedang mempertontonkan kediktatoran massal. Tidak saja pada rakyat jelata, tetapi juga kepada insan media.

Tetapi bolehlah awak bersenandung, buat bang Karni Ilyas selaku Host Fenomenal pembawa acara ILC :

_"Oh, betapa kerah baju menyempit, leher ini tercekik tirani kuasa. Mencoba menyesakkan dada, dengan mengumbar kejumawaan dan ego kuasa"_

_"Puas sudah karet tali itu ditarik, dari sisi ujungnya dilepas dan menampar wajah umat Islam. Jelas, rezim ini represif dan anti Islam"_

_"Tiada kata untuk menghiba, kami cucu-cucu ksatria, kami tidak terbiasa memelas hak, kami terbiasa merebut hak itu dengan kucuran darah dan air mata. Sekali tidak tetap tidak, rezim ini pasti menyesal telah berurusan dengan umat Islam"_

Onde mande, Takanan Jo bang Karni Ilyas.

"Pemirsa, Persekusi itu Nyata dan Terjadi. Untuk Mengetahui Jawabannya, Kita Rehat Sejenak..." (*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Pattimura Dari Benteng Duurstede ke Medan Perjuangan Modern

Oleh M. Nur Latuconsina (Wakil Sekertaris Bidang Hukum, Keamanan dan pertahanan PB HMI)
pada hari Kamis, 15 Mei 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Setiap tanggal 15 Mei, tanah Maluku tak sekadar mengingat tanggal. Ia mengenang kobaran api yang pernah membakar langit ketakutan, dinyalakan oleh seorang anak negeri yang ...
Opini

Gerakan Nasional Tanam Bambu Akan Jadi Legacy Kuat Presiden Prabowo

Sebagai tanaman unik dan multi fungsi, sudah saatnya bambu ditanam dalam bentuk gerakan nasional. Dan jika ini berhasil  akan menjadi legacy kuat Presiden Prabowo Subianto baik di mata warga ...