Berita
Oleh Ferdiansyah pada hari Minggu, 09 Sep 2018 - 14:31:42 WIB
Bagikan Berita ini :

Pemilik Media Ramai-ramai ke Jokowi, Pengamat: Masyarakat Rentan Disuguhi Informasi Timpang

34a850f45-87c5-4780-91d6-4bbe0e80c1ca_169.jpeg.jpeg
Jokowi dan Prabowo (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Terpilihnya bos Republika Erick Thohir sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin kian memperpanjang daftar pengusaha/pemilik media yang ada di kubu petahana.

Sebagai pengusaha, Erick Thohir tercatat sebagai pendiri dan pemilik Mahaka Group. Konsorsium perusahaan itu memiliki empat media daring, empat media cetak, dan empat media berbasisbroadcasting. Beberapa di antaranya seperti Jak TV, Gen FM, Harian Republika, Parents Indonesia, hingga republika.co.id.

Sebelum Erick Thohir bergabung, sudah ada Hary Tanoesoedibjo, Ketua Umum Perindo yang juga menguasai jaringan MNC Media. Ia pemilik resmi RCTI, Global TV, Koran Sindo, Okezone, INews TV, dan sejumlah media elektronik lain.

Di sana juga ada Surya Paloh, Ketua Umum Partai Nasdem sekaligus pimpinan Media Group yang membawahi merek seperti Media Indonesia dan Metro TV.

Keberadaan Hary Tanoe, Erick Thohir, dan Surya Paloh di kubu Jokowi-Ma'ruf membuat hampir semua media elektronik, TV dan online sudah "dikuasai" pasangan tersebut.

Menanggapi hal ini, Peneliti Pusat Studi Media dan Komunikasi Remotivi, Muhamad Heychael menilai, keberadaan "penguasa media" di kubu Petahana tersebut bisa berdampak buruk bagi publik.

Heychael mengatakan, publik bisa merugi karena masyarakat rentan disuguhi informasi yang timpang.

Ia memprediksi, berkumpulnya pengusaha media di kubu Jokowi-Ma'ruf membuat publik susah mendapat berita yang punya perspektif kritis dan berdampak buruk bagi alam demokrasi di Tanah Air.

"Ini yang paling menakutkan. Buruk buat demokrasi," ujar Heychael, Sabtu (8/9/2018).

"Sebenarnya media bisa berpihak ke suatu kubu tertentu jika berdasarkan hati nurani atau visi yang jelas," kata Heychael.

Akan tetapi, lanjutnya, di Indonesia keberpihakan tersebut hanya berdasarkan preferensi politik praktis semata.

Ia memberi contoh keberpihakan media yang terjadi di Amerika Serikat. Pada Negeri Paman Sam itu, ada dua media besar yang selalu bertentangan: Fox Media dan CNN.Akan tetapi, pembelahan di sana terjadi karena Fox dan CNN "setia" dengan visinya masing-masing.

"Kesetiaan mereka pada cita-cita politik dan nilai. (Sedangkan) Di Indonesia kita tidak punya itu, yang ada kesetiaan murni pada pemilik yang terombang-ambing. Akhirnya fokusnya pada politik praktis dukung-mendukung siapa," beber Heychael.

Diketahui, sebelumnya Petahana Jokowi mengakui, pemilihan presiden tahun depan jelas tak bisa dilepaskan dari posisi Erick Tohir selaku pengusaha media.

Jokowi menyinggung posisi tersebut ketika mengumumkan nama Erick Thohir di Posko Pemenangan Rumah Cemara, Jakarta, Jumat (7/9/2018) kemarin.

Menurut presiden ke-7 Indonesia itu, Erick Thohir memang dipilih salah satunya karena faktor kesuksesan mengelola bisnis, tak hanya media, tapi juga klub olahraga.

"Beliau adalah pengusaha sukses, memiliki media, klub sepak bola, klub basket, dan memiliki lain-lainnya," ujar Jokowi.

Tercatat, selain pengusaha media Erick Thohir juga memiliki saham di sejumlah klub sepak bola dan basket.Saham Erick Thohir di klub basket ada di Philadelphia 76ers (NBA), klub Satria Muda, dan Indonesia Warriors (ABL). Pada sepakbola, Thohir memiliki saham di klub D.C. United (AS), Internazionale Milan (Italia), dan Persib Bandung. (Alf)

tag: #pilpres-2019  #jokowi  #prabowo-subianto  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

KPK Periksa Anggota DPR Ihsan Yunus Kasus Pengadaan Alat Kesehatan

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Ihsan Yunus, memenuhi panggilan Tim Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (18/4/2024). Dia diperiksa sebagai saksi ...
Berita

Hardjuno Pertanyakan Ketegasan Pemerintah dan DPR Soal Pemberantasan Korupsi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Komitmen pemerintah dan DPR terhadap agenda pemberantasan korupsi kembali dipertanyakan public seiring dengan sikap kedua institusi negara itu yang masih abu-abu ...