JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini masih terlalu murah.
“Meski masih terlalu murah, ruang penguatan untuk mata uang Garuda cukup terbuka, terutama karena berkuranganya potensi dana keluar setelah sinyalemen Bank Sentral AS Federal Reserve yang “memotong" perkiraan frekuensi kenaikan suku bunganya tahun ini,” kata Perry di Jakarta, Rabu (2/1/2018).
Pasalnya, pada akhir 2018, BI memperkirakan The Federal Reserve akan menaikkan suku bunganya menjadi hanya dua kali dari perkiraan sebelumnya sebanyak tiga kali tahun ini.
Selain itu, sebagai otoritas moneter, Perry berjanji akan mengoptimalkan langkah stabilisasi pasar tahun dengan berbagai instrumen seperti intervensi terukur, barter valas, maupun transaksi pasar domestik.
Tahun ini, BI optimistis defisit transaksi berjalan Indonesia akan menurun menjadi 2,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Siang tadi, nilai rupiah diperdagangkan sebesar Rp14.465 untuk satu dolar AS di pasar spot, atau melemah 19 poin dibanding saat pembukaan pasar Rabu pagi tadi. (ahm)