JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta maskapai tetap menjamin keselamatan penumpang meski harga tiket diturunkan.
"Keselamatan adalah harga mati, inti bisnis mereka di keselamatan. Tahun ini akan dilakukan pengetatan-pengetatan di aspek keselamatan karena ini tanggung jawab kita," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Polana B Pramesti saat ditemui Jakarta, Senin (14/1/2019).
Pengetatan-pengetatan yang dimaksud, lanjut Polana, adalah melakukan uji kelaikan (ramp check) dengan lebih intensif. "Diperbanyak ramp check, kemudian frekuensinya diperbanyak," katanya.
Polana mengakui bahwa ini situasi yang berat bagi maskapai karena selain situasi perekonomian global yang tidak stabil dan harga avtur melonjak, juga saat ini tengah mengalami musim sepi (low season).
Hanya saja, untuk menciptakan situasi yang kondusif di masyarakat, maka operator penerbangan diminta menyesuaikan harga tiket pesawat.
Oleh karena itu, Kemenhub akan berkoordinasi dengan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), seperti PT Angkasa Pura I dan II untuk memberikan potongan tarif.
Selain itu, Kemenhub juga akan berkordinasi dengan Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau Airnav Indonesia untuk menunda kenaikan jasa navigasi, serta dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk berkoordinasi terkait harga avtur kepada PT Pertamina.
"Paling berat itu avtur, kami berkoordinasi kementerian dan lembaga, yaitu dengan Kementerian ESDM dan Pertamina karena kami Kemenhub enggak punya kewenangan," tegasnya.
Polana juga menyebutkan, berdasarkan aturan, tarif batas atas bisa direvisi berdasarkan Peraturan Menteri Tahun 2016 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan Dan Penetapan Tarif Batas Atas Dan Batas Bawah Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga berjadwal Dalam Negeri.
“Sejak keluar peraturan tersebut, tarif batas atas dan bawah belum direvisi sejak tiga tahun lalu, sementara harga avtur dan komponen biaya operasional lainnya telah mengalami penyesuaian,” pungkasnya. (ahm)