JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) tak sepakat dengan wacana penghapusan ujian nasional (UN) yang disampaikan cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno saat debat, Minggu 17 Maret lalu.
Pasalnya, menurut JK, dalam sistem pendidikan Indonesia penghapusan UN akan menjadi berbahaya karena tidak ada tolok ukur dalam evaluasi belajar siswa.
"Kalau (UN) mau dihapuskan, itu berbahaya untuk kualitas pendidikan. Ada UN saja kualitas pendidikan kita masih rendah, apalagi kalau tidak ada. Tidak ada parameter untuk mengukurnya," kata JK di Istana Wapres Jakarta, Selasa (19/3/2019).
Apalagi, ujian nasional untuk mengevaluasi proses belajar siswa tingkat sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) telah diatur dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003. Oleh karena itu, JK tidak sepakat jika UN dihapuskan.
Sebelumnya, dalam debat pilpres yang diikuti calon wapres, Minggu 17 Maret lalu, Sandiaga Uno mengusulkan akan menghapuskan UN dan menggantinya dengan metode penelusuran minat dan bakat, jika dia menang dalam Pilpres 2019.
"Kita pastikan sistem UN dihentikan, diganti dengan penelusuran minat bakat," ujar dalam debat. (ahm)