JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zonmengkritik lembaga survei Charta Politika terkait elektabilitas kandidat Capres dan Cawapres di Pilpres 2019. Fadli menyebut lembaga survei besutan Yunarto Wijaya itu sebagai predator demokrasi.
Kritik ini disampaikan Fadli menanggapjhasil survei terbaru Charta Politika, yang menempatkan posisi petahana Jokowi-Ma"ruf Amin unggul jauh atas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Sementara survei lembaga lain menampilkan perbedaan elektabilitas Jokowi-Ma"ruf dan Prabowo-Sandi dengan jarak yang semakin hari kian menipis.
Fadli menilai, lembaga survei Charta Politika jelas tak kredibel. Karena lembaga survei ini bekerja bukan saja untuk kepentingan surveyor tetapi juga konsultan politik petahana.
"Mereka itu merupakan klien dan punya hubungan dengan paslon, kecuali mereka mengatakan independen. Mereka itu saya kira bisa menjadi predator demokrasi, karena mereka berhimpit antara kepentingan surveyor dan konsultan politik," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3/2019).
Dari pengalaman Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, kata Fadli, lembaga survei seperti Charta sudah tidak dipercaya, dan kegagalannya sudah terlampau banyak.
"Di Pilkada DKI 2017, Pilgub Jabar 2018, Pilgub Jateng 2018, menurut saya survei-survei ini sampah lah," ucap Fadli.
Diketahui, sebelumnya lembaga survei Charta Politika merilis hasil survei terbarunya terkait Pilpres 2019, Senin (25/3/2019). Survei tersebut menempatkan posisi petahana Jokowi-Ma"ruf Amin unggul atas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Pada pengujian tingkat elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Ma"ruf Amin dipilih oleh 53,6 % mengungguli Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 35,4 %," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya di kantor Charta Politika, Jalan Cisanggiri III, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (25/3/2019).
Survei ini dilaksanakan pada tanggal 1-9 Maret 2019. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka pada 2.000 responden di 34 provinsi. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 2,19 % dan tingkat kepercayaan 95 %.
Dalam survei terbaru itu, Charta Politika mencatat ada 11 persen responden yang tidak tahu atau tidak menjawab pertanyaan tentang siapa pasangan capres-cawapres yang dipilih.
Charta Politika juga mencatat kedua pasangan capres-cawapres mengalami kenaikan suara dibandingkan survei sebelumnya. Dalam survei yang dilakukan pada Januari, Jokowi-Ma"ruf memperoleh suara 53,2 persen dan Prabowo-Sandi sebesar 34,1 persen.
Selain itu, jika dilakukan ekstrapolasi pasangan Jokowi-Ma"ruf tetap unggul. Ekstrapolasi elektabilitas Jokowi-Ma"ruf mencapai 60 persen. (Alf)