JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan melihat ada kekurangseimbangan antara penyerapan gabah dengan distribusi beras yang dilakukan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog).
Menurutnya, di beberapa tempat, kapasitas Bulog sudah penuh, namun Bulog sudah tidak lagi mendistribusikan beras sejahtera (rastra).
Ia mengingatkan agar ada keseimbangan antara jumlah produksi dan penjualan dari gabah petani.
"Di beberapa tempat kapasitas Bulog sudah penuh, namun pada sisi lain Bulog sudah tidak lagi melakukan distribusi rastra. Harus ada kebijakan untuk keseimbangan antara produksi dan pasar yang ujungnya pada harga gabah petani. Apalagi saat ini habis musim panen," kata Daniel di Jakarta, Rabu (3/4/2019).
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu berharap, dalam menjalankan fungsinya, Bulog jangan sampai terkendala dengan peraturan yang ada.
Komisi VI DPR RI terus mendorong pemerintah untuk menyesuaikan harga penyerapan gabah dan penjualan beras dengan harga pasar.
Menurutnya, Bulog mampu membeli beras petani lebih, namun tidak bisa karena ada peraturan harga.
Sementara terkait impor bahan pangan, termasuk beras, diakui Daniel, ada sisi baik dan buruknya. Untuk sisi buruknya, impor dilakukan tanpa perencanaan yang tepat, seperti saat masa panen dan lainnya.
"Sisi baiknya, impor bisa dilakukan saat tidak memasuki masa produksi dan untuk menstabilkan harga. Artinya, untuk impor itu relatif dan tinggal disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk Kalbar sendiri saat ini sudah surplus," ujar Daniel.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa sektor pertanian atau perkebunan yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan yakni soal karet dan kopra.
"Namun harga komoditas tersebut lagi turun. Itu harus diambil langkah yakni dengan hilirisasi. Kopra contohnya, lebih mudah karena bisa dilakukan di industri kecil. Saat ini bahan baku saja rendah namun di sisi produk hilirnya tetap naik. Kita mendorong pemerintah melihat hal itu," ucaplegislator dapil Kalbar itu. (Alf)