Opini
Oleh Ariady Achmad (Mantan Anggota DPR RI) pada hari Kamis, 04 Apr 2019 - 11:04:47 WIB
Bagikan Berita ini :

Melihat Wacana People Power Secara Jernih

tscom_news_photo_1554350687.jpeg
Ariady Achmad (Sumber foto : ist)

Wacana people power yang dicuatkan oleh Amien Rais, dalam amatan saya, lebih mengarah ke peringatan, bukan ancaman. Sebagai sebuah peringatan, alangkah bijaknya semua pihak mencari dan menemukan akar masalahnya. Ini penting, agar tidak ada kesalapahaman yang hanya berujung kepada benturan antar anak bangsa.

Sebagai negarawan sekaligus politisi kawakan tentu Amien Rais tak asal bicara. Segalanya pasti sudah diperhitungkan. Bukan apa-apa, ini juga menyangkut nama besar dan kredibilitasnya sebagai sosok yang hingga kini masih menjadi patron politik di Tanah Air.

Wacana people power berhembus dari kegelisahan, kerisauan, dan kekecewaan terhadap potensi serta kecenderungan kecurangan pemilu. Potensi itu pun bukan muncul tanpa alasan. Ada beberapa alasan, diantaranya persoalan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang belum terkonfirmasi.

Publik berharap penyelenggara pilpres/pemilu dan pemerintah bertindak cepat dan tepat membereskan hal-hal yang belum beres. Publik juga meminta jaminan bahwa pelaksanaan pilpres benar-benar terukur dan bersih.

Jika harapan itu diabaikan, atau terkesan diabaikan, maka kekecewaan publik akan membesar. Jangan sampai pula harapan itu ibarat jauh panggang dari api. Jangan sampai. Mengapa? karena itu akan sangat mengecewakan.

Ketika perasaan dan rasa keadilan publik tertekan dan muncul rasa kecewa yang luar biasa, saya khawatir akan adanya dampak buruk yang akan mengikutinya. Saya benar-benar khawatir. Saat kekecewaan dan harga diri tertekan dan sangat menghimpit pikiran dan prasaan, lalu muncul bersamaan, maka people power pun bisa merasuk ke dalamnya.

Namun sekali lagi dalam pandangan saya wacana people power Amien Rais adalah peringatan, bukan ancaman. Sebagai peringatan, tentu semua pihak meski bijak menyikapinya.

Sikap bijak meski pula dibarengi oleh satunya kata dan perbuatan, terutama di kalangan elite. Menkopolhukam Wiranto, misalnya, secara tegas meminta setiap pelanggaran dilaporkan ke pihak berwenang. Publik menunggu konsistensi pernyataan ini dengan tindakan nyata. Sebab, beberapa hari belakangan beredar video di media sosial yang menayangkan seseorang mirip Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan sedang menyodorkan amplop ke seorang kiai di Madura. Sang kiai diminta untuk menginstruksikan santrinya berbaju putih saat mendatangi TPS pada 17 April mendatang. Jika Wiranto bersikap bijak dan konsisten dengan ucapannya, maka akan menindaklanjuti polemik tersebut.

Segala potensi yang menghalangi pilpres bersih harus dibabat dan disingkirkan sejak dini. Jika penyelenggara pemilu dan pemerintah bisa menuntaskannya hari ini, tentu itu menjadi harapan bersama.

Tolong jangan lambat, dan terlambat, karena kelambatan bisa menimbulkan banyak pertanyaan. Dan jika terus menerus lambat dalam penyelesaian, maka akan muncul kecurigaan, bisa jadi kerugian.(*)


Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #pilpres-2019  #amien-rais  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Wawasan Yusril Sempit Untuk Bisa Membedakan Ahli Ekonomi, Ahli Hukum, atau Ahli Nujum

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
pada hari Sabtu, 13 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --1 April 2024 (bukan April Mop), saya hadir di Mahkamah Konstitusi dalam kapasitas sebagai Ahli Ekonomi, terkait sengketa Perselihan Hasil Pemilihan Umum 2024. Saya ...
Opini

Wawasan Yusril Sempit Untuk Bisa Membedakan Ahli Ekonomi, Ahli Hukum, atau Ahli Nujum

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --1 April 2024 (bukan April Mop), saya hadir di Mahkamah Konstitusi dalam kapasitas sebagai Ahli Ekonomi, terkait sengketa Perselihan Hasil Pemilihan Umum 2024. Saya ...