Opini
Oleh Alhadi Muhammad pada hari Sabtu, 08 Jun 2019 - 21:18:34 WIB
Bagikan Berita ini :

Enigma Politik Indonesia

tscom_news_photo_1560003514.jpg
Ilustrasi (Sumber foto : Ist)

Saat Perang Dunia II, sekutu saat itu terdiri dari Amerika, Inggris, Rusia, kebingungan dengan strategi Nazi Germany. Pola serangan Nazi tidak terduga dan tidak bisa dibaca oleh sekutu. Prancis, Inggris porak poranda diserang pasukan udara Nazi. Sekutu selalu ketinggalan 5 langkah. Kemampuan Nazi ada pada informasi penyerangan yang tidak bisa dibaca oleh sekutu. Dalam peperangan, kemampuan mengendalikan informasi artinya sudah memenangkan setengah peperangan.

Nazi mengembangkan alat untuk mengenkripsi kalimat, Enigma. Sehingga informasi menjadi tidak bernilai strategis. Namun bagi internal pasukan Nazi, informasi tersebut di decrypt sehingga menjadi informasi bernilai sangat rahasia. Untuk men-decrypt informasi (sandi), jika menggunakan cara manual membutuhkan waktu hingga ratusan milyar tahun. Jadi hampir mustahil informasi rahasia yang di enkripsi Enigma bisa dipecahkan oleh negara sekutu. Dampaknya lebih dari 3 tahun sekutu babak belur dan banyak negara diakuisisi oleh Nazi.

Alan Turing, ilmuwan matematika direkrut oleh Inggris untuk membantu memecahkan sandi Nazi. Alan Turing mengembangkan mesin decryptor sehingga informasi yang di enkripsi bisa dibaca maksudnya. Alat yang dikembangkan Alan Turing menjadi alat pertama yang disebut Digital Komputer. Ukurannya tentu lebih besar dibandingkan lemari 5 pintu.. kemampuanyapun hanya untuk memecah kode Enigma. Setelah Alan Turing berhasil memecahkan Enigma, posisi perlawanan sekutu terhadap Nazie jadi berbalik. Beberapa spot kapal selam dan pasukan Nazi bisa diketahui oleh sekutu. Sekutu jauh lebih mudah dan taktis dalam menggempur kekuatan Nazi.

Enigma Politik Indonesia sebenarnya gak terlalu rumit memahami dan memecahkan arahnya. Kata kuncinya:
- Militer
- Sekuleris Kapitalis Liberalis
- Nasionalis Sosialis
- Agamais
- Komunis

Militer biasa membaur dengan Nasionalis, Agamais dan Sosialis. Sementara Sekuleris Kapitalis homogen dengan liberalis.

Di beberapa negara, komunis mengendarai liberalis. Manifesto komunis untuk mencapai tujuan, mereka mendengungkan kebebasan, namun saat berkuasa justru komunis membungkam kebebasan. Sementara liberalis sangat cair dengan sekuleris dan kapitalis. Maka tidak heran, komunis untuk satu kepentingan bisa bekerja sama dengan sekuleris dan kapitalis untuk mendapatkan kekuasaan. Walaupun ujungnya komunis juga yang menghabisi sekuleris kapitalis.

Apa yang terjadi saat ini petanya bisa dilihat, bahwa Sekuleris didukung kelompok komunis, oportunis dan liberalis membangun satu koalisi kepentingan, yaitu menghabisi kelompok nasionalis, melemahkan praksis militer dan agamais. Motifnya hegemoni ekonomi dan kekuasaan.

Jadi untuk memahami arah politik saat ini, tinggal kelompokkan saja tiap-tiap kubu dalam kunci diatas. Sehingga decryptor Enigma politik Indonesia bisa dipecahkan arah dan tujuannya. Dengan memahami peta diatas, minimal tidak tertinggal manuver politik negeri ini.

Taipan? Mereka menanamkan kukunya hampir disemua kelompok diatas. Ideologi taipan adalah oportunis.

Kalo saja Alan Turing diminta memecahkan kode politik negeri ini, sepertinya tidak akan makan waktu, kuncinya terlalu kasat mata. (*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Kode Sri Mulyani dan Risma saat Sidang MK

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sri Mulyani (dan tiga menteri lainnya) dimintai keterangan oleh Mahkamah Konstitusi pada 5 April yang lalu. Keterangan yang disampaikan Sri Mulyani banyak yang tidak ...
Opini

Tersirat, Hotman Paris Akui Perpanjangan Bansos Presiden Joko Widodo Melanggar Hukum: Gibran Dapat Didiskualifikasi?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --1 April 2024, saya hadir di Mahkamah Konstitusi sebagai Ahli Ekonomi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2024. Saya menyampaikan pendapat Ahli, bahwa: ...