Oleh Salamuddin Daeng (Peneliti Pusat Kajian Ekonomi Politik Universitas Bung Karno) pada hari Selasa, 03 Des 2019 - 22:10:40 WIB
Bagikan Berita ini :

Presiden Ungkap Mafia Migas, Mengapa Aparat Bergeming?

tscom_news_photo_1575385840.jpg
Salamuddin Daeng (Peneliti Pusat Kajian Ekonomi Politik Universitas Bung Karno) (Sumber foto : istimewa)

Presiden adalah kepala negara dan sekaligus adalah kepala pemerintahan. Apa yang dikatakan presiden berarti perintah kepada seluruh aparat negara. Aparat negara wajib melaksanakan perintah presiden sesuai dengan kewenangan, tugas dan tanggungjawabnya masing masing.

Baru baru ini presiden Jokowi menyatakan akan mengganggu mafia migas dan akan menekan impor migas sekaligus sebagai cara untuk menekan mafia migas. Tentu saja keinginan presiden adalah keinginan yang sangat mulia bagi negara dan bangsa. Keinginan presiden ini wajib dilaksanakan oleh aparat negara dikarenakan presiden memang tidak mungkin dengan tangan dan kakinya sendiri melalukan hal semacam itu.

Pernyataan presiden secara eksplisit mengatakan bahwa mafia migas itu ada, dan mafia migas tersebut terkait dengan kegiatan impor migas. Artinya, ada tindakan kriminal dalam kegiatan impor migas. Ada kejahatan ekonomi dalam kegiatan impor migas. Ada permainan di ruang gelap, dibawah meja, dalam kegiatan impor migas.

Pertanyaannya, mengapa sampai sekarang aparat penegak hukum belum bergeming. Mengapa aparat penegak hukum tidak segera melompat dari tempat duduk mereka, untuk menangkap mafia migas dan membawa mereka ke pengadilan. Mengapa aparat penegak hukum tidak segera menjalankan perintah presiden untuk memberantas mafia migas. Apakah mereka menunggu presiden datang ke ESDM, Ke SKK migas, Ke BPH migas, ke Pertamina, dan ngamuk ngamuk di sana? Tentu ini tidak etis.

Oleh karena itu maka Kepolisian dan Kejaksaan harus segera pro aktif dalam melakukan penyelidikan terkait mafia migas yang dimaksud presiden. Kepolisian dan kejaksaan adalah bawahan presiden yang secara otomatis mendapat perintah untuk menangkap mafia migas. Kepolisian dan kejaksaan jangan cuma menunggu, dikarenakan mereka memiliki kewenangan secara hukum untuk menangkap penjahat.

Sungguh aneh bin ajaib jika lembaga lembaga penegak hukum menganggap pernyataan presiden tentang keberadaan mafia migas sebagai angin lalu. Padahal presiden sudah secara eksplisit menyatakan bahwa mafia migas tersebut ada dalam kegiatan impor migas. Kepolisian dan kejaksaan tinggal memanggil pihak yang memberikan ijin impor migas dan para importir migas untuk diperiksa. Jumlah importir migas tidak banyak, dan tidak perlu waktu lama untuk menangkap mereka.

Mohon pernyataan presiden jangan dianggap angin lalu. Wibawa presiden bisa jatuh kalau demikian. Para mafia migas bisa saja menganggap presiden Jokowi cuma gertak sambal. Ini negara Bung! Presiden adalah pemimpin negara kita dan kepala pemerintahan kita.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...