JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi meminta kasus penculikan tiga nelayan warga negara Indonesia (WNI) baru-baru ini oleh kelompok teroris Abu Sayyaf di selatan Filipina harus menjadi evaluasi kembali kerjasama militer di wilayah darat dengan Malaysia dan Filipina.
Adapun kerjasama trilateral itu ditandatangani di ajang Shangri-La Dialogue di Singapura, Januari 2019 lalu.
"RI juga perlu evaluasi kembali perjanjian trilateral militer 3 negara tersebut yang terakhir di update dalam Shangri-La dialogue- Singapura Januari 2019," ujar Bobby saat dihubungi, Kamis (12/12/2019).
Selain itu, kata Politikus Partai Golkar ini, investigasi juga perlu dilakukan Indonesia. Mengingat, kasus penculikan WNI oleh kelompok Abu Sayyaf sudah berulangkali terjadi, termasuk meminta tebusan.
"Iya semoga ada solusi dari komunikasi bilateral RI dan Filipina, termasuk soal tebusan, karena bila menyangkut nyawa WNI kita, negara harus melakukan apapun yang terbaik untuk membawa mereka pulang dengan selamat," katanya.
Adapun ketiga WNI yang diculik kelompok Abu Sayyaf itu adalah Maharudin Lunani (48), Muhammad Farhan (27) dan Samiun Maneu (27). Ketiga WNI itu diculik saat tengah melaut dan mencari udang di Pulau Tambisan, Lahad Datu, Sabah, 24 September lalu.
Kelompok Abu Sayyaf meminta tebusan sekitar Rp8,3 Miliar agar ketiganya bisa dibebaskan. (ahm)