Berita
Oleh Emka Abdullah pada hari Minggu, 24 Mei 2015 - 18:21:20 WIB
Bagikan Berita ini :

Peredaran Beras Plastik Jadi Terorisme Pangan

93314213_anggota-komisi-vi-dpr-ri-neng-eem-marhamah-zulfa-hiz_663_382.jpg
Anggota Komisi VI DPR RI Eem ā€ˇMarhamah (Sumber foto : ISTIMEWA)

JAKARTA ‎(TEROPONGSENAYAN) - Sikap keras FPKB terhadap pemerintah atas kelalaiannya dalam mengantisipasi peredaran beras plastik didukung anggotanya di komisi VI DPRRI. Baginya, peredaran beras plastik tersebut telah menciptakan keresahan dan rasa takut di kalangan masyarakat.

"Kita menilainya sebagai tindakan terorisme pangan," tegas Anggota Komisi VI DPR RI Eem ‎Marhamah dalam konferensi pers di kantor DPP PKB di jalan Raden Saleh, Jakarta, Minggu (24/5/2015).

‎Perempuan yang biasa dipanggil Neng Eem tersebut menjelaskan bahwa dari 250 gram beras plastik tersebut hanya terdapat kandungan 7 persen protein. Selebihnya, sambung, Neng Eem, mengandung zat kimia profinil yang biasa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pipa paralon.

Selain membahayakan kesehatan masyarakat, Neng Eem juga menilai akan ada akibat yang lebih besar dari beredarnya beras sintetis itu. Karena itu, ungkapnya, setidaknya ada 3 faktor lain yang turut menjadi pertimbangan FPKB menyatakan perang terhadap beras plastik.

"Pertama, akan mengurangi kesejahteraan petani. Kedua, mengurangi keuntungan para pedagang proporsional dan keamanan‎," sebutnya. (ai)

tag: #DPR  #Komisi IV  #beras plastik  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Dompetdhuafa X TS : Qurban
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Singgih: Pancasila Menjadikan Indonesia Penengah Pertikaian Bangsa

Oleh Sahlan Ake
pada hari Sabtu, 01 Jun 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Anggota DPR Singgih Januratmoko mengatakan, Hari Pancasila menjadikan Indonesia negara yang harus mampu menjadi penengah pertikaian bangsa. Hal ini sesuai dengan ideologi ...
Berita

Potongan Dana Tapera Mulai Berlaku 2027

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memastikan aturan terkait Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) tidak dilakukan tahun ini melainkan tahun 2027. Demikian disampaikan ...