Opini
Oleh M Rizal Fadillah (Pemerhati Politik) pada hari Senin, 30 Des 2019 - 07:45:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Cerita Novel

tscom_news_photo_1577666700.jpeg
Tersangka pelaku penyerangan terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan (Sumber foto : ist)

Penangkapan dua orang polisi aktif di akhir tahun 2019 dalam kasus penyiramam air keras ke wajah Novel Baswedan diapresiasi sekaligus dikritisi. Dua tahun setengah "kesulitan" mengungkap pelaku yang peristiwanya tertangkap kamera cctv memang pantas menimbulkan pertanyaan. Untuk setingkat Kepolisian Indonesia yang dinilai profesional. Ditangani Mabes Polri pula.

Dibawah kepemimpinan Kapolri Tito Karnavian pelaku peristiwa shubuh 11 April 2017 tersebut dicari mulai dari sketsa sampai pembentukan tim yang berjumlah puluhan. Betapa hebat sang pelaku "sembunyi" hingga tidak tertangkap. Kini semua tahu bahwa pelaku adalah anggota Polisi. Brimob nampaknya. Artinya anak buah Jenderal Tito. Pandai sekali sang prajurit sembunyi dari kejaran komandannya.

Proses panjang penyelidikan telah melalui banyak tahap. Pra-rekonstruksi sebanyak 7 kali. Saksi diperiksa berjumlah 73. Ada tim teknis ada tim pakar. Dilakukan kerjasama instansi seperti forensik. Pernah dibuat Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang gagal menemukan pelaku. Simpang siur tertangkapnya kedua pelaku apakah menyerahkan diri atau penangkapan oleh Brimob. Kini RM dan RB sebagai tersangka pemeriksaannya didampingi oleh Divisi Hukum Mabes Polri.

Lucunya pernah ada nama Dewi Tanjung yang melaporkan Novel seolah olah kasus ini rekayasa buatan Novel. Betapa beraninya ibu Dewi. Kini dengan adanya tersangka yang tertangkap maka hancur skenario ala Dewi. Oh iya dahulu satu bulan setelah kejadian tahun 2017 sebenarnya sudah tertangkap dua orang yang kemudian dilepas kembali oleh Kepolisian. Konon keduanya memiliki alibi yang kuat.

Saat ini masyarakat memantau proses lebih lanjut. Adakah ceritra Novel ini bisa difilmkan dan kehebatan 2,5 tahun "Polisi sembunyi di ruang Polisi" bisa tercatat dalam "guiness book of records" atau minimal dalam museum rekor Jaya Suprana (MURI) ?

Ceritra Novel memang menarik dan akan semakin menarik.

Bandung, 29 Desember 2019

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #kasus-novel  #polri  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
HUT R1 2025 AHMAD NAJIB
advertisement
HUT RI 2025 M HEKAL
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
HUT RI 2025 SOKSI
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Generasi Rentan di Era Digital: Pelajaran dari Dunia, Jalan untuk Indonesia

Oleh Ariady Achmad
pada hari Senin, 15 Sep 2025
TEROPONGSENAYAN.COM - Mengapa kemajuan teknologi dan informasi justru melahirkan Generasi Rentan—kelas pekerja baru yang hidup dalam ketidakpastian? Pertanyaan ini bukan hanya relevan bagi ...
Opini

Sakit Asam Lambung Kronis, Dikasih Obat Paracetamol

TEROPONGSENAYAN.COM - Sakit asam lambung kronis, dikasih obat paracetamol. Itulah PYS. Analogi sederhana ini hendak menggambarkan betapa kebijakan ekonomi di bawah kepemimpinan PYS terlihat ...