JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Diakui atau tidak banyak dari masyarakat dan sejumlah ahli berharap pemerintah segera mengeluarkan kebijakan karantina wilayah atau lockdown sebagai upaya mengatasi wabah corona. Namun, berulang kali pemerintah telah menegaskan bahwa opsi tersebut belum menjadi prioritas karena banyak dampak buruknya.
Kendati memang tetap sepakat mempertahankan langkah social distancing dan physical distancing sebagai jalan tengah mengahadapi musim pandemi, pemerintah melaluiMenteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku bahwa konsep "lockdown" masih akan terus dikaji. Artinya, pemerintah masih membuka peluang untuk melakukan karantina wilayah guna menangani penyebaran pandemi virus corona.
Terlepas dari polemik tersebut, Wakil Presiden Ma"ruf Amin mengatakan bahwa yang terpenting saat ini bukanlah soal kedua konsep pencegahan tersebut. Kesadaran yang perlu ditegakkan kata mantan ketua Majelis Ulama Indonesia ini adalah soal kedisiplinan masyarakat.
Kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan imbauan Pemerintah untuk tinggal di rumah dan menjaga jarak fisik menurutnya menjadi lebih penting daripada melakukan lockdown dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19.
"Sebenarnya bukan soal physical distancing atau lockdown, tetapi yang penting adalah menerapkan disiplin. Oleh karena itu yang kita lakukan sekarang adalah bagaimana menerapkan disiplin masyarakat untuk mematuhi seruan itu," kata Ma"ruf Amin dalam telekonferensi pers dari rumah dinas wapres di Jakarta, Kamis (26/3/2020).
Bagi Ma"ruf Amin, opsi lockdown sebagai satu langkah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 di dalam negeri belum diperlukan. Pemerintah, kata dia, lebih mengandalkan masyarakat untuk tinggal di rumah dan menjaga jarak fisik dengan orang lain, khususnya di daerah dengan jumlah penderita positif, orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) tinggi.
Untuk mengoptimalkan kebijakan tinggal di rumah dan jaga jarak tersebut, lanjut Ma"ruf, pemerintah memantau kedisiplinan masyarakat dengan melibatkan banyak pihak, seperti tenaga kesehatan, keamanan hingga keagamaan. Salah satu contoh yang konkret adalah keterlibatan Polri menjaga lingkungan agar tidak ada masyarakat yang berkumpul-kumpul saat situasi darurat ini berlangsung.
"Kita melakukan upaya-upaya pendisiplinan itu melalui pendekatan kesehatan, kemudian keamanan juga untuk membubarkan setiap kerumunan yang bisa mengakibatkan penyebaran virus itu, dan juga pendekatan keagaaman untuk memahami dari aspek-aspek keagamaan," jelasnya.
Sejumlah negara menerapkan kebijakan lockdown sebagai solusi untuk mempercepat pemutusan rantai penyebaran virus corona. Akan tetapi, banyak faktor yang harus disiapkan untuk menerapkan lockdown karena syaratnya, pemerintah harus benar-benar menutup akses masuk dan keluar negaranya untuk menangani wabah ini. (Bng)