Oleh Aries Kelana pada hari Minggu, 29 Mar 2020 - 20:53:22 WIB
Bagikan Berita ini :

Meski Kasus COVID Melonjak Drastis, Donald Trump Belum Akan Lakukan Karantina

tscom_news_photo_1585490002.jpg
Pasien COVID di AS (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Jumlah kasus COVID-19 di Amerika Serikat terus membengkak. Per Minggu (29/3/2020), jumlahnya menjadi 123.781 kasus – menjadi terbanyak di dunia. Sedangkan yang meninggal dunia 2.229 orang.

Untuk menghambatnya, kini Presiden AS Donald Trump melakukan kebijakan baru. Ia akan mengeluarkan travel warning

Trump mengatakan pada Sabtu sore bahwa ia mungkin peringatan perjalanan (travel warning) untuk keluar masuk New York dan sebagian New Jersey dan Connecticut, pusat penyakit AS, untuk melindungi negara-negara lain yang belum menanggung beban. Dia menawarkan beberapa spesifik.

Saran itu kemudian diperkuat oleh anjuran dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC). CDC CDC memperingatkan agar penduduk negara bagian tersebut untuk menghindari perjalanan domestik yang tidak penting selama 14 hari.

Peringatan tersebuttidak berlaku untuk karyawan "industri infrastruktur kritis" termasuk truk, kesehatan masyarakat dan jasa keuangan.

Trump menampik kemungkinan lockdown buat warga New York. "Karantina tidak perlu," katanya di media sosial Twitter.

Sebelumnya Trump menyodorkan rencana dalam bentuk pelarangan keluar masuk negara bagian New York. New York merupakan negara bagian yang paling terdampak akibat COVID. Selain New York, pemberlakuan itu juga akan diterapkanpada sebagian New Jersey dan Connecticut.

Tetapi langkah Trump mengundang banyak kritik. Para kritikus menyebut gagasan itu tidak bisa dijalankan. Ini akan menyebabkan kekacauan di wilayah tersebut. Apalagi New York dikenal sebagai mesin ekonomi AS bagian timur, yang menyumbang 10% dari populasi dan 12% dari produk domestik bruto AS.

"Jika Anda mulai membentengi daerah-daerah di seluruh negeri itu akan benar-benar aneh, kontra-produktif, anti-Amerika," ancam Gubernur New York Andrew Cuomo.

Begitu banyak keberatan, Trump pun mengurungkan rencana menutup kota.

Agaknya menutup kota terpadat atau tersibuk di suatu negara – seperti New York – mengundang risiko yang tidak kecil, apabila tanpa persiapan yang sangat matang.

tag: #lockdown  #amerika-serikat  #donald-trump  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Lainnya
Berita

Banyak Warga RI Berobat ke Luar Negeri, Komisi IX DPR Dorong Peningkatan Layanan Kesehatan Nasional

Oleh Sahlan Ake
pada hari Senin, 03 Nov 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Yahya Zaini berpandangan pemerintah perlu meningkatkan kualitas layanan kesehatan nasional dan menjamin perlindungan hak pasien. Hal ini ...
Berita

Nilai Putusan MK Progresif, Ketua Komisi HAM DPR Sebut Legislator Perempuan Kini Punya Ruang Lebih Luas

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya menilai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mewajibkan adanya keterwakilan perempuan di setiap Alat Kelengkapan Dewan (AKD) hingga ...