Oleh Tommy pada hari Minggu, 21 Jun 2020 - 07:31:40 WIB
Bagikan Berita ini :

Masyarakat Perlu Pahami Perbedaan rapid test dan PCR

tscom_news_photo_1592699500.jpeg
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro (Sumber foto : istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Tes cepat (rapid test) dan tes berbasispolymerase chain reaction(PCR) adalah dua hal yang berbeda, Karena itumasyarakat perlu memahaminya.

Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan, rapid test merupakan langkah awal identifikasi Covid-19.

"Rapid test dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan menggunakan standar operasional yang diyakini tenaga medis tidak berbahaya justru membantu seseorang, orang lain dan pemerintah," kata dia dalam telekonferensi di Kantor BNPB, Jakarta, Sabtu (20/6).

Pada prinsipnyarapid testditujukan pada orang yang pernah melakukan kontak erat dengan pasien positif. Tes cepat yang dilakukan saat ini oleh pemerintah tetap menargetkan orang-orang yang berisiko tinggi.

Tenaga kesehatan di seluruh Indonesia melakukan pelacakan terhadap orang-orang yang melakukan kontak dengan orang-orang terkonfirmasi positif. Upaya ini disebutcontact tracing.

Lalu, apakah semua orang di semua tempat ramai atau kerumunan harus menjalanirapid test?

Hal ini, ujar Reisa, hanya dilakukan apabila diperlukan. Apabila lokasi tersebut diduga dengan ditemukannya kasus positif, maka tes masif dilakukan berdasarkan penyelidikan epidemiologi.

Sedangkanrapid testsering dilakukan di tempat keramaian seperti pabrik, pasar, kantor dengan tujuan menapis (screening) dan ini meminimalisasi orang membawa virus tetapi tidak sakit kemudian berpergian secara bebas.

Orang ini tentu membahayakan masyarakat lainnya seperti orang tua, lansia dan orang dengan penyakit penyerta.

"Ini berartirapid testmembantu kita menemukan orang yang harus dirawat agar segera sembuh dan tidak menimbulkan komplikasi. Membantu mengetahui jumlah orang yang membawa virus tetapi tetap sehat," ucapnya.

Supaya tidak menulari orang lain, orang tersebut bisa melakukan isolasi sendiri di rumah, atau fasilitas lain.

Dokter Reisa menjelaskan, tes Covid-19 dibagi menjadi dua yaitu mengetes antibodi atau ada juga yang antigennya. Cara pemeriksaan dengan sampel darah danswab test.

"Dalamrapid testsampel darah diambil dengan tusuk jarum di bagian jari lalu diperiksa. Sedangkanswab testmengambil spesimen melalui hidung dan tenggorokan," ujar Dokter Reisa

Alat pengujian ini sudah didistribusikan ke rumah sakit dan puskesmas seluruh Indonesia untuk deteksi dini orang berisiko tinggi tertular Covid-19 yang didapat berdasarkan surveilans. Lebih dari 200 laboratorium menguji PCR.

"PCR berbasis lab untuk melihat materi genetik dari virus lalu dikirim ke lab yang memiliki mesin PCR atau tes cepat molekuler (TCM) alat penguji tuberkulosis," kata Reisa.

Ia mengungkapkan, meski sudah ada mesin PCR, tapi tetap terbatas jadi tidak mungkin seluruh penduduk diujiswabdengan mesin PCR. Hal ini untuk mengetahui prevalensi sebagai basis data epidemiologi seberapa banyak orang yang telah dan terkena Covid-19.

Selain itu juga untuk menekan sistem biaya kesehatan. "Rapid testdengan hasil positiflah yang dilanjut ke tes PCR sebagai konfirmasi," kata Dokter Reisa.

"Ingat populasi kita 270 juta orang dan tersebar di belasan ribu pulau, besar dan luas jadi harus cermat menggunakan sumber daya kita," kata dia.

Tim pakar gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 telah mengingatkan tidak semua orang menjalanirapid test. Tanyakan langsung ke petugas kesehatan apabila ada informasi terkait Covid-19 yang kurang jelas dengan mengunjungi situs resmi gugus tugas di covid19.go.id dan konsultasitelemedicine.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Lainnya
Ragam

Mimpi Hashim: Menjadikan Indonesia Pusat Pelatihan dan Pelestarian Bambu Dunia

Oleh Ariady Achmad dan team teropongsenayan.com
pada hari Jumat, 20 Jun 2025
Jakarta, 20 Juni 2025 – Di tengah gempuran perubahan iklim global, hadir satu wacana yang terdengar sederhana namun sarat makna ekologis dan ekonomis: bambu. Tanaman yang lekat dengan tradisi ...
Ragam

Tetap Aktif dan Berdaya di Usia Lanjut: Optimalisasi AI untuk Menambah dan Merawat Pengetahuan

Usia lanjut sering kali diiringi oleh tantangan seperti menyusutnya lingkaran sosial, menurunnya keterlibatan dalam dunia kerja, serta perubahan pola aktivitas sehari-hari. Namun, di era digital dan ...