Zoom
Oleh Rihad pada hari Sunday, 31 Jan 2021 - 07:28:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Aksi Rasisme Abu Janda Bertentangan dengan Akhlak NU

tscom_news_photo_1612024126.jpeg
Abu Janda (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Abu Janda tercatat sebagai anggota Banser, kesatuan pengaman di bawah organisasi Islam Nahdlatul Ulama. Tapi sikap dan pernyataannya dinilai bertentangan dengan akhlak mulia yang dijunjung para ulama.

Wakil Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Wakasatkornas) Banser Hasan Basri Sagala mengakui, Abu Janda pernah tercatat mengikuti pendidikan dan pelatihan Banser.

Namun, menjadi kader atau anggota Banser, bukan sebatas dimaknai bangga mengenakan seragam saja, tapi juga harus memegang teguh tiga karakter, yaitu amaliah (ritual ibadah), fikrah (cara berpikir) dan harakah (cara bertindak).

Menurutnya, pernyataan Abu Janda yang diduga bernuansa SARA terhadap Natalius Pigai pada 2 Januari 2021 jelas murni atas inisiatif pribadi dan bersifat personal.

"Dengan demikian, pernyataan tersebut tidak mewakili lembaga Banser. Satkornas Banser menghormati proses-proses yang berjalan dan berharap tercapainya hukum yang seadil-adilnya pada kasus yang melibatkan Permadi Arya tersebut," jelasnya.

Ia mengatakan, semua pihak harus menghormati upaya aparat kepolisian. Banser menganggap laporan Ketum KNPI Haris Pertama ke Bareskrim Mabes Polri pada Kamis (28/1) adalah hak warga negara yang dilindungi undang-undang.

“Untuk itu, Satkornas Banser menghormati langkah tersebut sebagai bagian upaya penegakan hukum yang seadil-adilnya bagi seluruh warga negara Indonesia,” ujar Hasan, Sabtu (30/1).

Eks Ketua Dewan Penasihat GP Ansor As"ad Said Ali mengatakan saat menjadi dewan penasehat Ansor dia sempat menanyakan soal Abu Janda, yang dalam beberapa kesempatan terlihat memakai pakaian Banser dan berbicara soal NU.

"Saya mempertanyakan kepada pimpinan GP Ansor tentang Abu Janda, setelah dia bicara ngawur tentang NU di televisi. Kesimpulan saya dia penyusup ke dalam Ansor/ NU, sehingga perlu ditelusuri kenapa bisa ikut pendidikan kader Ansor/Banser," ujar As"ad dalam akun Facebook pribadi, Sabtu (30/1).

"Setelah dicek ternyata tidak ada rekomendasi dari cabang atau wilayah Ansor /Banser sesuai dengan persyaratan untuk diterima sebagai peserta kaderisasi Ansor/Banser, Ia diterima atas rekomendasi seorang tokoh NU," kata eks Wakil Ketua BIN ini.

As"ad menambahkan, Abu Janda sudah sempat ditegur oleh pimpinan Banser. Ia diminta untuk tidak bicara tentang NU atas nama Ansor dan juga menginfokan ke media mengenai hal tersebut.

Agar kejadian tersebut tidak terulang lagi, Asad mengusulkan agar PBNU bersikap tegas terhadap Abu Janda. Sebab, Abu Janda dianggap Asad sudah menyalahgunakan nama besar NU.

Kerusakan Besar

Mantan Wakil Ketua Umum PBNU KH. As’ad Said Ali mengatakan, kerusakan provokasi yang ditimbulkan oleh Abu Janda di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) selama ini cukup besar.

Menurutnya, beberapa pondok pesantren merasa terusik dan bahkan ada yang menjauhi (mufaraqah) dari struktur NU, misalnya di daerah sekitar Bogor karena apa yang disampaikan oleh Abu Janda bertolak belakang dengan fikrah an Nahdliyah.

Sedangkan aktivis NU dan Ketua Ketua Umum Jamaah Yasin Nusantara yang kini bermukim di Wonosobo, Idham Cholid, mempertanyakan keberadaan Abu Janda yang dipersepsi publik kerap disebut warga NU. "Jangankan ketemu, kenal pun tidak dengan orang yang bernama Permadi Arya. Sesekali saja kadang membaca dan melihat postingannya, dengan nama populer Abu Janda itu,"" kata Idham Cholid, Sabtu (30/1).

Menurut Idham, pihaknya memang menduga kuat apa yang dilakukan Abu Janda terkait NU hanya sekedar mencari sensasi. "Lebih sensasional, karena memakai seragam Banser. Tak tahu juga, itu semua untuk kepentingan siapa sebenarnya?"

"Saya sangat yakin, jangankan secara institusional, para tokoh NU secara personal pun jauh dari "memanfaatkan" kepentingan seperti itu. Yang saya tahu, segala sikap dan perilaku ke-NU-an haruslah berdasarkan kemaslahatan,"" tegasnya.

Dengan demikian, lanjut Idham, apa mashlahatnya dengan "akrobat" Abu Janda selama ini. Maka, jika tak ada, kenapa PBNU tak menyikapi secara tegas saja. "Semestinya, Ansor dan Banser yang harus segera lakukan itu. Institusi inilah yang selalu dibawa-bawa oleh Abu Janda,"" kata Idham Cholid menandaskan.

Merugikan Nama Baik NU

Katib Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Zulfa Mustofa mengatakan Permadi Arya atau Abu Janda tak jelas sebagai warga nahdliyin. Zulfa pun menyebut Abu Janda lebih banyak merugikan NU. Hal tersebut disampaikan Zulfa menyusul pernyataan Abu Janda yang menyebut Islam sebagai agama arogan. "Lagi pula Abu Janda tidak jelas ke NU-annya dan lebih banyak merugikan NU," kata Zulfa kepada media, Jumat (29/1).

Zulfa menyatakan Abu Janda tak berhak mengaku sebagai representasi dari NU usai melontarkan Islam sebagai agama arogan. Ia menepis pernyataan kontroversial yang dilontarkan Abu Janda sebagai cerminan pemikiran dan akhlak dari NU. "Dan yang bersangkutan tak pantas menisbatkan dirinya pada NU," kata dia.

Bantahan Abu Janda

Abu Janda sendiri menjelaskan versi dia tentang pernyataannya tentang Islam arogan yang bikin heboh. Disebutkan, istilah Islam arogan yang diucapkan tersebut merujuk pada kelompok Islam tertentu yang disebutnya rajin mengkafirkan tradisi budaya lokal nusantara.

"Komentar itu merupakan cara saya sebagai seorang muslim dalam konteks otokritik perihal masalah internal Islam saat ini, makanya saya tulis Islam agama pendatang dari Arab," kata dia.

Apakah bantahan itu cukup untuk mempertahankan diri dalam proses hukum? Prosesnya masih panjang dan banyak desakan agar polisi mengusut tuntas kasus ini.

tag: #abu-janda  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Zoom Lainnya
Zoom

Mengapa Jual Beli Jabatan Merupakan Modus Korupsi yang Populer?

Oleh Wiranto
pada hari Kamis, 06 Jan 2022
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menangkap Walikota Bekasi Rahmat Effendi, pada Rabu (5/1/2022). KPK mengamankan 12 orang termasuk Wali Kota Bekasi Rahmat ...
Zoom

Anies dan Ridwan Kamil Akan Digugat Apindo, Ini Alasannya

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kini sedang berhadap-hadapan dengan pengusaha. Anies vs pengusaha ini terkait dengan keputusan Anies yang mengubah kenaikan UMP dari ...