Berita
Oleh Ilyas pada hari Minggu, 07 Jun 2015 - 07:58:19 WIB
Bagikan Berita ini :

Ingin Tahu Pemicu Utama KDRT? Ini Dia Versi Desy Ratnasari

26desy-ratnasari.jpg
Desy Ratnasari (Sumber foto : Istimewa)

SUKABUMI (TEROPONGSENAYAN) - Masalah ekonomi dinilai sebagai pemicu utama terjadinya kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Hal itu diungkapkan anggota Komisi VIII DPR RI, Desy Ratnasari saat mengunjungi penyandang disabilitas di Kecamatan Sukalarang Sukabumi dan anak yang menjadi korban KDRT yang dilakukan oleh ayahnya di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (6/6/2015).

"Dari hasil pengamatan dan data, mayoritas terjadinya kasus KDRT karena ekonomi di suatu keluarga yang lemah, ditambah beban hidup semakin berat. Sehingga yang menjadi sasaran luapan kemarahan ada anggota keluarga yang dinilai lemah seperti istri dan anak," katanya.

Seperti pada kasus seorang bocah berinisial Il (7) warga Kelurahan/Kecamatan Cibadak yang menjadi korban KDRT ayahnya, korban harus mengalami penyiksaan baik psikis maupun fisik oleh ayahnya. Bahkan, ayahnya yang bernisial Iw tega membakar tangan anak kandungnya itu dengan besi yang dipanasi.

Menurutnya, dari hasil kunjungan ke rumah korban dan langsung bertemu dengan ibu dan si anak, ternyata kondisi ekonominya sangat memprihatinkan. Iw yang seharusnya menjadi tulang punggung hanya bisa menganggur di rumah, sehingga yang harus membiayai rumah tangganya adalah istrinya yang harus menjadi buruh pabrik.

Dengan kondisi Iw yang tertekan karena ketidakmampuan membiayai keluarganya sehingga mudah tersulut emosi dan yang menjadi korban adalah anaknya sendiri. Kasus seperti ini banyak terjadi hampir di seluruh Indonesia dan dirinya juga prihati dengan kondisi para korban KDRT yang kerap mengalami trauma berkepanjangan.

"Yang paling utama adalah menyembuhkan orang yang menjadi korban KDRT khususnya yang masih berusia anak-anak, karena jika traumanya tidak disembuhkan khawatir perilakunya akan menjadi kasar," tambahnya.

Maka dari itu, Desy meminta kepada pemerintah daerah, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dan lembaga lainnya untuk fokus dalam menangani masalah KDRT dan tidak hanya fokus terhadap pelakunya harus dihukum berat, tetapi yang harus diperhatikan adalah si korban.

Selain itu, kasus KDRT memang selalu menjadi perhatian utama di Komisi VIII DPR, yang salah satu pencegahannya adalah meningkatkan taraf ekonomi keluarga, membiasakan berkomunikasi dengan keluarga seperti berlibur dan lainnya atau selalu menyibukan diri dengan hal yang positif dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

"Kami di Komisi VIII terus berupaya mencari solusi yang tepat untuk mengatasi terjadinya KDRT, namun kembali lagi kepada setiap individunya. Untuk itu, peran pemerintah juga sangat penting khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya," kata artis yang menjadi politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini. (iy/an)

tag: #desy ratnasari  #kdrt  #sukabumi  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Puan Minta Penyimpangan Pada Proses Penerimaan Siswa Baru Ditindak Tegas, Dorong Evaluasi Sistem Pendaftaran

Oleh Sahlan Ake
pada hari Selasa, 17 Jun 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti kisruh pendaftaran siswa baru yang kembali terjadi untuk tahun ajaran baru 2025-2026. Menurutnya, persoalan berulang saat pendaftaran ...
Berita

Kritisi Pernyataan Gus Ulil, Legislator Singgung Fakta Ekplorasi Tambang Belum Mampu Sejahterakan Rakyat

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) ---Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mengkritisi pernyataan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ulil Abshar Abdalla yang menyebut penolakan tambang secara ...