Oleh Rihad pada hari Selasa, 30 Mar 2021 - 12:35:51 WIB
Bagikan Berita ini :

Api di Kilang Balongan Belum Padam, Masih Diselidiki Apakah Petir Penyebab Kebakaran

tscom_news_photo_1617082551.jpeg
Kebakaran kilang (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Kobaran api di 4 tangki kilang Pertamina RU VI Balongan hingga Selasa (30/03/2021) pagi masih terlihat. Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, Abdul Fatah mengatakan bersama TNI dan Polri, BPBD Kabupaten Indramayu masih melakukan pengamanan di lokasi kebakaran.

"Api masih belum padam. Jalur utama masih ditutup untuk sterilisasi," kata dia, Selasa (30/03/2021).

PT Pertamina (persero) menyatakan hingga pagi ini, Selasa (30/3), jumlah tangki Kilang Minyak Balongan yang terbakar dan meledak mencapai 4 unit.

Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional Ifki Sukarya menjelaskan, saat kejadian Tangki T-301 terbakar, berisi 23 ribu KiloLiter (KL) produk gasoline (BBM). Sementara 3 tangki lainnya dalam keadaan kosong.

"Jumlah tangki yang ada di Balongan sebanyak 72 tangki dengan kapasitas 1,35 Juta KL. Insiden terjadi pada 4 tangki yang memiliki kapasitas kurang lebih 100 ribu KL," kata Ifki dalam keterangan tertulis.

Akibat kebakaran ini, Pertamina kehilangan 400 ribu barel produksi. Produksi tersebut termasuk pengolahan BBM, solar, LPG, hingga avtur.

Jumlah produksi yang hilang tersebut berdasarkan lamanya pemadaman yang diperkirakan berlangsung hingga 5 hari ke depan.

"Sambil menunggu pemadaman, mungkin 4-5 hari mudah-mudahan bisa normal, kira-kira kehilangan produksi yang tidak bisa di-supply dari kilang 400 ribu barel," kata Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Mulyono dalam konferensi pers Pertamina secara virtual, Senin (29/3).

Faktor Petir

Corporate Secretary Subholding Refining and Petrochemical Pertamina Ifky Sukarya mengatakan, kebakaran diduga akibat petir yang terjadi pada Senin dini hari.

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu, Rahmat Triyono menjelaskan, BMKG melakukan analisis terhadap kejadian sambaran petir di sekitar lokasi kilang minyak Indramayu pada jam perkiraan kejadian kebakaran tersebut.

"Berdasarkan alat monitoring lightning detector yang berlokasi di BMKG Jakarta dan BMKG Bandung dari pukul 00.00 sampai pukul 02.00 WIB, bahwa tidak terdeteksi adanya aktivitas sambaran petir di wilayah kilang minyak Balongan Indramayu," ujar Rahmat melalui siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (30/3/2021).

Ketika dikonfirmasi ulang, Rahmat menegaskan bahwa pihaknya tidak menyimpulkan penyebab ledakan dan kebakaran kilang minyak Pertamina Balongan tersebut.

Akan tetapi, BMKG hanya menyampaikan data pada saat kejadian, tidak ada sambaran petir di sekitar Balongan. "Ada (sambaran petir), tapi cukup jauh, bahwa apakah itu bisa sebagai pemicu kemudian membuat meledak, saya tidak menyimpulkan hal itu karena harus ada penelitian yang lebih mendalam," tegas Rahmat.

BMKG melaksanakan monitoring aktivitas sambaran petir di seluruh wilayah Indonesia dengan menggunakan alat pendeteksi petir di 56 lokasi.

Monitoring dilakukan menggunakan alat lightning detector dengan resolusi alat monitoring BMKG efektif pada radius 300 kilometer.

Alat monitoring ini, lanjut Rahmat, terpasang di 11 stasiun BMKG dan di Pulau Jawa untuk memantau aktivitas petir.

tag: #kebakaran  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement