JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Anggota Kompolnas Edi Hasibuan yang mengunjungi rumah Margriet Cristina Megawe merasa bergidik saat mau masuk rumah tempat pembunuhan gadis cilik Angelina.
Selain di depan rumah itu banyak tumpukan bunga ada pohon Ketapang besar yang sudah tua dan tidak terurus. Akarnya dan rantingnya menjuntai turun hingga sebagian menutup bagian depan rumah Margriet. (Baca:Sadis, Angeline Suka Dikasih Makanan Basi oleh Ibu Angkatnya)
Masuk ke area rumah di Jl Sedap Malam, Sanur, Denpasar itu makin terasa suasananya menjadi angker. Seperti rumah yang tidak berpenghuni dan lama ditinggalkan pemiliknya saja.
"Saya serti masuk dunia lain, memang angker rumah itu. Apalagi saat masuk kamar Margriet dan Agus tempat Angeline dihabisi bulu kuduk benar-benar berdiri, padahal ada polisi yang kawal kami," kata Edi (Baca: Dikejar Bayangan Angeline, Agus Menangis Minta Didoakan Pendeta)
Sebagai anggota Kompolnas dia berharap kasus ini bisa terungkap dengan jelas siapa saja pelakunya dan apa motifnya. Jangan sampai masyarakat menduga-duga. Kepolisian harus berupaya mencari bukti untuk memperkuat adanya keterkaitan pihak lainnya.
“Sampai saat ini baru dua orang tersangka Agus dan Margriet dalam kasus yang berbeda sesuai pengakuan awal," katanya. (Baca: Setelah Dilaporkan Hilang, Orang Pintar di Banyuwangi Tahu Dimana Angeline)
Kalau dari segi waktu, kata Edi, belum bisa menargetkan kapan kasus ini selesai. Tapi jika melihat batas penahanan Agus selama 20 hari maka sisa waktu penyidik tinggal dua minggu karena tersangka sudah ditahan sekitar enam harian sejak 10 Juni lalu.(ss)
